Dr. Dadang Hermawan, figur dan tokoh pendidikan dengan reputasi luar negeri. (Foto: perspectives)
BALI,
PERSPECTIVESNEWS- Nama
Dr. Dadang Hermawan sudah ‘memBali’. Figur yang menempuh jalan hidup dan
profesinya pure di dunia pendidikan
ini, makin mantap memperjuangkan calon mahasiswa untuk bisa kuliah tanpa beban
memikirkan biaya mahal. Saat ini DH sedang berjuang for DPR RI Nomor 4 lewat Partai Demokrat.
Mengapa
harus pilih Dadang Hermawan yang kini populer dengan sapaan DH?. Nama DH sudah
pasti jaminan kualitas. Rektor ITB STIKOM Bali ini adalah ‘arsitek’ pendidikan
yang reputasinya hingga ke luar negeri. Di dalam negeri, puluhan kerjasama
sudah dilakukan.
Ini
hanya beberapa dari banyak kerjasama kampusnya dengan pihak luar negeri yang
diteken saat MoU. ‘Karya berbicara dan prestasi jadi bukti’.
-Kemitraan
Bidang Edukasi, Shandong Haipei ECS MoU dengan ITB STIKOM Bali
-ITB
STIKOM Bali Kerja Sama dengan Fooyin University Taiwan
-ITB
STIKOM Bali Lepas 21 Mahasiswa ke China University of Technology Taipei
Siapa Dr. H. Dadang Hermawan?
Melansir
laman dhbersuara.id, Dadang Hermawan (DH)
lahir pada 10 Agustus 1963. Darah akademisi diwariskan dari kedua orang tuanya
H. Puad Kamil dan Hj. Warhika yang merupakan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Bandung.
DH
pernah menjadi guru pada tahun 1984-1985. Di awal kariernya menjadi guru Tata
Buku, Hitung Dagang dan Ekonomi Koperasi di SMA Taruna Harapan Ciparay
Kabupaten Bandung dam SMA Islam Pacet Kabupaten Bandung.
Karakter
dan etos kerja Dr. Dadang menjadi panutan di lingkungannya. Bahkan di usia 22
tahun, DH sudah menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
“Waktu
SMA saya senang berorganisasi. Di situ saya kebanyakan menjadi mentor. Kemudian
di mahasiswa juga sering menjadi mentor, pelatih atau instruktur di beberapa
lembaga kursus. Ya memang passion saya di situ. Kalau cita-cita ingin menjadi ASN (Aparatur Sipil
Negara). Saya pernah ingin menjadi TNI tetapi gagal. Kemudian menjadi guru,
waktu itu guru kan tidak perlu S-I. Saya tingkat III, saya sudah jadi Wakil
Kepala Sekolah,” kata Dr. Dadang Hermawan.
Setelah
menyelesaikan studi S1, Dr. Dadang Hermawan memutuskan untuk menikah. Kebutuhan
hidup semakin meningkat membuat Dr. Dadang memutuskan untuk masuk ASN.
Usaha
gigih Dr. Dadang membuahkan hasil dan menjadi ASN. DH menjadi Auditor di Kantor
Akuntan di Kota Bandung. Selanjutnya pada 1988 – 1996 menjadi PNS sebagai
Auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali dan
Sulawesi Tenggara.
“Saya
menjadi ASN dan ditempatkan di Bali. Saya ke Bali tahun 1988. Baru 35 tahun di
Bali. Bawa anak satu dan istri satu. Sekarang anak empat, mantu tiga, cucu
tujuh,” ceritanya.
Meskipun
menjadi ASN, namun jiwa pendidik DH terus muncul. Dua tahun setelah bertugas di
Bali, tepatnya tahun 1990, DH masuk ke sebuah lembaga pendidikan sebagai
instruktur untuk menngajar beberapa keterampilan yang dimiliki.
“Itu
terus saya lakoni sampai tahun 1996. Kemudian di lembaga pendidikan itu,
pimpinannya tidak kuat sehingga teman saya menawarkan menjadi pimpinan. Karena passion saya di situ dan
ternyata berkembang,” katanya.
Pada
tahun 1996, DH dipromosikan ke Sulawesi Tenggara. Dari perjalanan itu DH dihadapkan
pada dua pilihan antara ASN atau mengajar. Dengan pertimbangan yang sangat
matang, pada tahun 1996 DH memutuskan mengundurkan diri sebagai ASN dan memilih
meneruskan dan mengembangkan lembaga pendidikan di Bali.
Tahun
2002, dengan beberapa tokoh masyarakat Bali, DH mendirikan ITB STIKOM Bali
hingga berkembang seperti sekarang ini dan saat ini juga masih menjabat Rektor
ITB STIKOM Bali.
“Saya
senang membahagiakan orang lain. Mendorong orang lain maju, sharing knowledge.
Karena yang saya rasakan, ilmu itu kalau diberikan bukan habis, tapi justru
makin bertambah,” yakinnya. (*)