Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti saat menjadi narsum Konferensi Pers FMB9 di Jakarta, Selasa (9/1/2024). (Foto: Ist)
JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS- Dalam rangka persiapan
World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan berlangsung di Bali pada 18–24 Mei
2024, Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) menggelar Konferensi Pers FMB9 bertajuk
“Road to 10th World Water Forum: Water Security and Prosperity” secara virtual
dan mengundang Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti sebagai
narasumber, Selasa (9/1/2024).
Mengusung tema “Water for Shared Prosperity", World
Water Forum ke-10 diharapkan dapat mewujudkan tujuan bersama yaitu air untuk
kesejahteraan bersama melalui pemahaman dan pemecahan masalah terkait isu air
global.
Pada kesempatan tersebut, Nani mengatakan bahwa dengan
pendekatan komprehensif, World Water Forum ke-10 akan melibatkan berbagai pihak
dan memadukan komponen proses tematik, regional dan politik dan
diharapkan dapat mencapai hasil berupa Ministerial Declaration (MD) yang akan
menjadi living document & legacy dari World Water Forum
ke-10.
“World Water Forum ke-10 Indonesia akan menunjukkan best
practices yang sudah ada dan diyakini dapat berkontribusi pada
persoalan air dunia. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI mengenai
pentingnya mengangkat isu air untuk kesejahteraan bersama dan menciptakan akses
air bersih untuk memenuhi kebutuhan semua orang,” kata Nani.
Pada World Water Forum ke-10, terdapat enam subtema yang
akan diangkat yakni, Water Security and Prosperity; Water
for Human and Nature; Disaster Risk Reduction and Management; Governance,
Cooperation and Hydro-diplomacy, Sustainable Water Finance, serta Knowledge
and Innovation.
Nani berharap, semua peserta dapat berkontribusi nyata dalam
berbagai level untuk mengantisipasi sekaligus menangani kelangkaan air
sekaligus meningkatkan ketangguhan terkait bencana yang berhubungan dengan air.
Selain itu, skema investasi di bidang sumber daya air juga menjadi isu penting
demi menghadirkan inovasi serta menjaga ketersediaan akses air bersih bagi
semua.
Pada forum nanti akan ada tiga hal yang diusulkan Indonesia.
Pertama, water services funding to mitigate climate change-induced
water-related disaster in the Archipelagic & Island States. Kedua,
pembentukan Centre of Excellence on Water and Climate Resilience.
Serta, ketiga adalah usulan World Lake Day.
“Hal yang paling penting adalah mewujudkan pasokan air yang
tahan iklim, mencegah kelangkaan sanitasi dan akses terhadap air minum. Untuk
itu Indonesia mendorong pelibatan banyak pihak, bukan hanya pengambil kebijakan
tapi juga para pakar, akademisi, hingga politisi agar dapat memecahkan masalah
dan mencari solusi secara komprehensif,” tutup Nani.
Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 akan digelar di
Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Peserta World Water Forum ke-10 meliputi semua anggota World
Water Council (WWC), Pemerintah, organisasi internasional, akademisi,
masyarakat sipil (termasuk pemuda), hingga sektor swasta.
Diperkirakan akan ada 350 sesi di forum yang akan dihadiri
sekitar 30.000 peserta. Sebanyak 32 kepala negara anggota World Water Council,
190 pejabat setingkat menteri, serta 60 organisasi akan hadir pada World Water
Forum ke-10 mendatang.
Selain itu, mitra kerja sama yang akan hadir adalah UNEP,
GIZ, World Bank, UNESCO, Deltares, ICHARM, HELP, JICA, KOICA, K-Water,
ADB, ERIA, OECD, PT. PII, IWRA. (lan)