Perspectives News

Munas DPP PNTI V, Muhammad Husein Ketua Umum


Ketua panitia pelaksana M. Ali Fauzi pada Munas DPP PNTI ke-V, di Jakarta dari 12-14 Desember 2023.  (Foto: Ist) 

JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS- Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (DPP PNTI) menyelenggarakan musyawarah nasional (Munas) ke-V pada 12 - 14 Desember 2023 di Jakarta. Terpilih sebagai ketua umum periode 2023-2028, Muhammad Husein.

Dalam sambutannya Husein mengatakan, program ke depan adalah transformasi kualitas SDM nelayan,  alat tangkap dan perluasan pemasaran yang akan menggunakan marketing digital, ujarnya saat dikonfirmasi Sabtu (16/12/2023) pagi.

Sebelumnya, ketua panitia pelaksana M. Ali Fauzi menyampaikan, Munas DPP PNTI ke-V dihadiri 25 pengurus DPW PNTI se Indonesia, mengambil tema ‘Nelayan Tradisional Sejahtera sebagai Bagian dari  Suistainable Development Goals (SDG)’ dengan agenda memilih kepengurusan baru periode 2023-2028.

“Beberapa agenda yang dibahas dalam Munas, antara lain terkait dengan keorganisasian, garis-garis besar program kerja dan rekomendasi dan,” sebut Ali.

Ketua DPW PNTI Jawa Timur ini menambahkan, kita memosisikan PNTI pada posisi yang sebenarnya karena pengurus sebelumnya sudah menjalankan organisasi dengan benar.

“Terkait dengan aspirasi berkembang dari teman-teman wilayah maupun daerah, kita dari panitia mencoba untuk menampilkan apa yang sudah menjadi dinamika atau permasalahan yang terjadi di pesisir, baik itu terkait masalah sosial, ekologi maupun ekonomi yang kita angkat melalui kegiatan pada 12 Desember 2023 kemarin,” tambah Ali.

Munas DPP PNTI, lanjut Ali, menghadirkan narasumber dari akademisi hukum, ahli bidang ekonomi transformasi kelautan dan juga front nasional serta anggota PNTI dengan mengangkat berbagai kasuistik permasalahan yang ada.

Menurut Ali lagi, harmonisasi regulasi diperlukan untuk memastikan bahwa regulasi yang ada tidak saling bertentangan dan dapat mendukung praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.

“Sudah seharusnya nelayan lebih terlindungi untuk menjaga hak-haknya demi keberlangsungan masa depan nelayan itu sendiri dan ketersediaan hasil laut dalam masyarakat. Kita pernah menangani pendampingan nelayan Sumatra Utara yang pada waktu itu ditangkap di Malaysia. Fungsi PNTI melengkapi kerja pemerintah terkait poros maritim yang masuk SDG dan sudah menjadi standar internasional,” ucap Ali.

Degradasi lingkungan menyebabkan menurunnya ketersediaan sumber daya laut. Menambah rentannya para nelayan ditangkap aparat, baik dalam negeri maupun negara tetangga karena dianggap melewati batas teritori.

Menurut Ali, masalah nelayan adalah klasik. Bagaimana memosisikan kearifan lokal nenek moyang kita seorang pelaut.

“Ekonomi masyarakat pesisir, kita jadikan esensi kekuatan ekonomi utama kita. Nelayan di Indonesia harus selalu mendapatkan jaminan kedaulatan dalam menjalankan haknya sebagai warga Negara,” tutup Ali.  (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama