MenPAN RB saat meninjau langsung RS Mata Bali Mandara, Denpasar, Selasa (5/12/2023) siang. (Foto: Humas Prov. Bsli)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (MenPAN RB) Abdullah Azwar Anas berharap jajaran pimpinan, pengelola
serta karyawan Rumah Sakit Mata Bali Mandara bisa mempertahankan predikat
Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
“Saya harap RS Mata Bali Mandara kedepannya bisa
mempertahankan predikat ini,” kata MenPAN RB saat meninjau langsung RS Mata
Bali Mandara, Denpasar, Selasa (5/12/2023) siang.
MenPAN RB sendiri mengatakan, untuk mencapai predikat
tersebut diperlukan usaha yang tidak mudah, dengan berbagai proses penilaian
serta survei yang dilakukan secara bertahap hingga akhirnya predikat tersebut
bisa diberikan kepada suatu instansi.
Predikat tersebut menunjukkan pula bahwa instansi terkait
melaksanakan reformasi birokrasi dengan sangat baik, dengan telah memenuhi
sebagian besar kriteria proses perbaikan untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan akuntabel.
“Untuk itu saya ucapkan selamat dan mudah-mudahan hal ini
bisa menjadi contoh bagi Rumah Sakit ataupun instansi lainnya,” tukas MenPAN
RB.
Dalam kunjungannya, MenPAN RB Azwar Anas mencoba langsung
sejumlah layanan yang diberikan RS Mata Bali Mandara, salah satunya adalah
sistem pendaftaran mandiri (KIOSK).
Sistem ini membuat pasien tidak perlu mengantri di loket
pendaftaran karena pasien dapat melakukan pendaftaran di anjungan pendaftaran
mandiri dengan menscan kartu berobat dan memilih dokter yang akan dikunjungi.
Direktur RS Mata Bali Mandara Provinsi Bali dr. Ni Made
Yuniti dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan kepada MenPAN RB pelayanan
RSMBM telah mengimplementasikan smart
hospital yang terdiri dari digitalisasi layanan, manajemen dan juga
digitalisasi pengawasan yang terintegrasi.
“Digitalisasi pelayanan dilakukan mulai dari pendaftaran
online, e-rekam medis, e-resep, dan e-payment. Untuk proses pengawasan dan
pengendalian, RS Mata Bali Mandara melakukan digitalisasi berupa SIPRIMA yang
berfungsi untuk proses manajemen risiko, SI EDIS CETAR untuk proses SPJ,
SISMADAK untuk pemantauan indikator mutu serta SIKEDOK dan SIKIPER yang
digunakan untuk evaluasi kinerja dokter dan perawat,” jelasnya.
Nampak pula dalam kesempatan tersebut Asisten Pemerintahan
dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi Bali,
Ketut Nayaka, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom
serta Plt Direktur RSUD Bali Mandara dr. Ketut Suarjaya. (yus/hum)