Pemkot Denpasar menggelar HLM TPID untuk menjaga stabilitas inflasi, di Kantor Wali Kota Denpasar, Kamis (30/11/2023). (Foto: Humas Denpasar)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kota Denpasar menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di
Kantor Wali Kota Denpasar, Kamis (30/11/2023).
Rapat yang dipimpin langsung Wakil Walikota Denpasar, I
Kadek Agus Arya Wibawa ini dilaksanakan guna menjaga stabilitas inflasi
menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, Ida
Bagus Alit Wiradana, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali,
Gusti Ayu Diah Utari, pimpinan OPD yang tergabung dalam TPID Kota Denpasar
serta instansi terkait lainnya.
Deputi Diah Utari dalam paparannya menyampaikan, inflasi di
Kota Denpasar masih terkendali sebesar 2,49 (Oktober 2023 terhadap Oktober 2022
atau year on year /yoy).
Hal ini dapat dilihat dari harga barang kebutuhan pokok yang
dapat terjaga, kecuali beberapa komoditas terlihat mengalami kenaikan harga
seperti beras dan cabai.
Dijelaskan Diah Utari, harga beras masih terpantau naik
dalam beberapa minggu terakhir yang dipicu oleh ketersedian pasokan. Sementara
itu, cabai adalah komoditas yang sangat tergantung dengan faktor cuaca,
sehingga harga sangat fluktuatif.
“Komoditas yang diproyeksi menjadi penyumbang inflasi selama
3 bulan ke depan ini yaitu, beras, daging ayam ras, telur ras dan gula, serta
cabai rawit,” ujarnya.
Sementara Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa
menyampaikan beberapa langkah antisipatif yang dilakukan dalam pengendalian
inflasi di Kota Denpasar.
Langkah dan strategi tersebut yakni pelaksanaan pasar murah/bazzar
pangan untuk komoditas yang berpotensi naik, pengembangan gerai alternatif
milik Perumda, peningkatan cadangan pangan melalui kerjasama antardaerah, dan
peningkatan ketahanan pangan rumah tangga melalui urban farming.
“Dengan berbagai langkah dan strategi yang sudah dirancang
TPID Kota Denpasar ini, diharapkan harga bahan pangan menjelang Nataru dapat
terkendali sehingga target inflasi plus minus 3 persen dapat tercapai,” ujarnya.
Lebih lanjut Arya Wibawa menekankan, ke depan akan dilakukan
pengecekan ketersedian stok beras di Gudang Bulog dan pemantauan operasi pasar.
Hal tersebut guna memastikan kelancaran proses distribusi
dan ketersediaan stok.
“Pulihnya perekonomian Bali dan meningkatnya jumlah
kunjungan wisawatan ke Bali khususnya saat Nataru mengakibatkan meningkatnya
permintaan atau konsumsi bahan pangan oleh karena itu menjadi penting menjaga
ketersediaan stok seluruh komoditi yang menyebabkan inflasi,” ujarnya. (ananta/humas)