Perspectives News

Di Hadapan PPI Jembrana, Wabup Ipat Berpesan: ‘Lawan Bullying dengan Prestasi’


Wabup Ipat foto bersama usai saat memberikan arahan pada Sarasehan Wawasan Kebangsaan kepada PPI Kabupaten Jembrana, di Pendopo Kesari, Sabtu (11/11/2023) malam.  (Foto: Humas Jembrana). 

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) mengajak generasi muda untuk mengambil sikap melawan dan mencegah perundungan, baik yang terjadi di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.

Hal tersebut disampaikan Wabup Ipat saat memberikan arahan pada acara Sarasehan Wawasan Kebangsaan yang bertema 'Intimidasi, Kekerasan, Bully dan Etika Moral Generasi Muda' kepada Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Jembrana, di Pendopo Kesari, Sabtu (11/11/2023) malam.

"Bully biasa terjadi diantara kalangan remaja, misalkan saling mengejek dan lain sebagainya, karena sejatinya mereka ini berusaha untuk menjadi dominan, berusaha untuk menunjukkan siapa diri mereka," ucap Wabup Ipat.

Ditambahkan, perundungan juga bisa terjadi karena ketidakmampuan memberikan prestasi sehingga mengambil tindakan singkat dengan cara mencoba menjatuhkan teman lainnya.

"Ketika ada satu orang yang tidak memiliki prestasi tapi dia ingin menunjukkan diri, maka dia akan mencari cara-cara bagaimana merendahkan yang lain, dengan cara membully, mengejek, dan lain sebagainya. Dengan harapan yang dibully ini akan semakin rendah dan yang membully ini akan muncul sebagai dominan," imbuhnya.

Hal tersebut, kata Wabup Ipat, tidak dapat dibiarkan terus-menerus. Tindakan perundungan seperti itu harus dihentikan baik oleh korban maupun oleh orang lain.

"Itu yang harus diwaspadai dan dilawan. Dilawan dengan menunjukkan prestasi. Jangan membalas dengan cara membully lagi. Dan apabila sudah kelewat batas, maka adik-adik bisa melaporkan ke pihak berwenang," tegasnya.

Sementara itu Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan, di Kabupaten Jembrana seperti fenomena gunung es, yang terlihat hanya ujung kecilnya saja terutama berkaitan dengan kekerasan terhadap anak termasuk perempuan. 

"Jadi fenomena gunung es ini terlihat kecil tetapi di dasarnya yang tidak terlihat masih cukup banyak. Hal ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satu faktornya adalah keengganan, baik itu korban, lingkungan ataupun orang tua untuk menyampaikan adanya kekerasan terhadap anak yang dilakukan baik oleh orang dewasa maupun sesama remaja," ujarnya.

Lanjut, Juliana menjelaskan, salah satu hal yang sangat perlu diantisipasi adalah terkait dengan kekerasan seksual, yang mana kekerasan seksual sering terjadi pada anak-anak dan perempuan.

Menurutnya, korban kekerasan seksual kerap kali juga menjadi korban perundungan. Tidak jarang, korban kekerasan seksual sering mendapat ejekan maupun dikucilkan oleh lingkungannya.

"Adanya kekerasan seksual, kekerasan fisik akan berujung pada perundungan, mungkin sudah menjadi korban kemudian diejek oleh temannya, kemudian terus dibully akhirnya korban ini menjadi korban kekerasan dan perundungan," ujarnya.

 

Dengan adanya teknologi, tidak mengecilkan atau mengurangi dampak perundungan, bahkan dengan teknologi informasi seperti media sosial yang tidak digunakan dengan bijak seperti pemberitaan tentang kekerasan seksual sering mendapat perundungan atau bully.

"Cek dulu informasi yang mungkin diterima, tidak langsung dishare. Jangan sampai adik-adik membantu para pelaku yang ingin melakukan perundungan terhadap seseorang," tandasnya.

Perundungan atau bullying menjadi topik hangat yang sering terjadi pada anak-anak khususnya yang sudah memasuki masa remaja. 

Seperti diketahui, saat ini perundungan tidak hanya dilakukan secara fisik saja. Perundungan dengan komentar-komentar negatif terutamanya melalui berbagai platform media sosial banyak ditemui dan tidak jarang bisa membuat trauma bagi korban perundungan tersebut.   (humas)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama