Para pembicara dan narasumber seminar nasional yang
digelar ICMI dengan menggandeng ITB STIKOM Bali, di kampus Renon, Denpasar,
Senin (30/10/2023). Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan (kiri) dan Prof.
Najib, WK ICMI Pusat (2 dari kiri). (Foto: perspectives)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Digitalisasi pendidikan
sebagai instrumen pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menuju Indonesia Emas
2045, diimplementasikan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Seluruh Indonesia)
dalam sebuah seminar nasional dengan menggandeng ITB STIKOM Bali.
Seminar memperingati Hari Sumpah Pemuda itu bertema
‘Aktualisasi Sumpah Pemuda Melalui Digitalisasi Pendidikan Menuju Indonesia
Emas’, digelar di Aula ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Senin
(30/10/2023).
Wakil Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Mohammad Najib, M.Ag dalam
sambutannya menjelaskan, peringatan Sumpah Pemuda merupakan aktualisasi
nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme untuk diimplementasikan dalam dunia
pendidikan sebagai instrumen pengembangan SDM memasuki era digital
(4.0).
“Selama ini ICMI berkolaborasi dengan seluruh stake
holder, pengambil kebijakan, lembaga pendidikan (perguruan tinggi) maupun
organisasi kemasyarakatan untuk mendukung program pengembangan SDM yang melek
teknologi digital. Melalui digitalisasi di dunia pendidikan, kami berharap
pemuda-pemuda ini bisa menjadi SDM yang bermartabat dan bermanfaat menuju
Indonesia Emas,” ujar Prof. Najib.
Prof. Najib menambahkan, banyak program ICMI di berbagai daerah
yang direalisasikan dengan berkolaborasi dengan perguruan tinggi (PT). Salah
satunya dengan menggandeng ITB STIKOM Bali dalam penyelenggaraan seminar
nasional ini.
“Selain sebagai kampus IT terbesar di wilayah Bali dan Nusa
Tenggara, ITB STIKOM Bali juga sudah banyak melahirkan lulusan/SDM yang piawai
di bidangnya,” ujarnya.
Sementara itu Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan
menuturkan, seminar yang digelar ICMI merupakan program kerja yang mengaitkan
bagaimana nilai-nilai Sumpah Pemuda bisa diaktualisasikan di zaman digital.
“Salah satu target Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional) dalam menyongsong Indonesia Emas di 2045 adalah APK (Angka
Partisipasi Kasar) pendidikan tinggi bisa mencapai 60%. Sekarang baru 32%.
Artinya, jumlah penduduk berusia 18-25 tahun yang ada di perguruan tinggi nanti
harus bisa mencapai 60%. Inilah tantangannya bagaimana agar lembaga pendidikan
tinggi melakukan digitalisasi supaya bisa lebih banyak menerima mahasiswa,”
terang Dadang yang juga sebagai Ketua Bidang Pengembangan Pendidikan ICMI
Pusat.
Sebagai Dewan Pakar ICMI Bali, Dadang Hermawan menegaskan,
dengan digitalisasi pendidikan maka mahasiswa di pulau tertinggal dan terluar,
bisa tetap belajar dan lebih mudah karena pembelajaran dilakukan secara online.
“Mereka tidak terbebani biaya hidup, tidak harus ngekos,
dll, tetapi bisa belajar darimana saja secara online. Itu
pentingnya digitalisasi bidang pendidikan. Semakin banyak pemuda mengenyam
pendidikan tinggi maka kesiapan SDM menyongsong Indonesia Emas dan target
Bappenas bisa terwujud,” ujar Dadang.
Hendri Praherdiono wakil dari Dirjen Dikti selaku narasumber
menyampaikan, materi yang dibawakan terkait digitalisasi adalah AI (Artificial
Intelligence) atau kecerdasan buatan.
Dikatakan, saat ini banyak pihak merasa khawatir dan takut
dengan kehadiran AI, khususnya di dunia pendidikan.
“Kami ingin menyampaikan bagaimana menjembatani antara
kecerdasan manusia dengan kecerdasan buatan (AI). Kami tekankan bahwa AI
dimanfaatkan untk membantu mempercepat kemampuan intelektual dan akademis
setiap siswa maupun mahasiswa. Jadi bisa untuk melengkapi apa yang tidak kita
bisa. Tidak perlu dikhawatirkan,” tutup Hendri.
Seminar diikuti 100 peserta dengan pembicara para pakar
bidang IT dari dalam dan luar Bali. (lan)