Penancapan Keris Pusaka oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menjadi puncak peringatan ke-177 Puputan Badung di Kota Denpasar, Rabu (20/9/2023). (Foto: Humas Denpasar)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Penancapan Keris
Pusaka oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menjadi puncak peringatan
ke-177 Puputan Badung di Kota Denpasar.
Dikemas dalam perpaduan Apel dan Maha Bandana Prasadha, peringatan
tahun ini berlangsung khidmat dan meriah di Lapangan Puputan Badung I Gusti
Ngurah Made Agung Denpasar, Rabu (20/9/2023).
Rangkaian peringatan diawali dengan pembacaan sejarah singkat
Puputan Badung yang terjadi pada Tahun 1906. Dimana, peperangan tersebut
terjadi atas perlawanan sengit Rakyat Badung kepada Kolonialisme Belanda. Hal
tersebut dipicu atas Hak Tawan Karang yang bertentangan dengan Belanda kala
itu.
Puncak peringatan ditandai dengan Inagurasi Puputan Badung
yang bertajuk Kstryaning Bala Yudha. Diiringi Tabuh Balegajur, pementasan
tersebut dikemas apik dengan menghadirkan beragam jenis Tari Baris yang
menggambarkan prajurit dan kesiapsiagaan Rakyat Badung kala itu. Turut
ditampilkan pula Kesenian Pencak Silat serta Busana Karnaval.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Panglingsir Puri Agung
Satria Denpasar, AA Ngurah Oka Ratmadi, Panglingsir Puri Agung Pemecutan, AA
Ngurah Putra Dharma Nuraga, Panglingsir Puri Agung Jrokuta, AA Ngurah Jaka
Pratidnya serta panglingsir puri se-Kota Denpasar.
Hadir pula Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya
Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede bersama Anggota DPRD Kota
Denpasar, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Fokopimda Kota
Denpasar, LVRI Kota Denpasar, pimpinan OPD serta undangan lainnya.
Jaya Negara mengatakan, Perang Puputan Badung yang kita
peringati saat ini didasari oleh peristiwa heroik Rakyat Bali, terutama dari
Kerajaan Badung yang bertempur sampai titik darah penghabisan atau puputan
melawan penjajah Belanda.
Tanggal 20 September 1906 merupakan peristiwa yang
memperlihatkan kepada dunia bahwa segenap Rakyat Bali yang dipimpin oleh Raja
Badung yakni I Gusti Ngurah Made Agung yang memiliki dedikasi dan idealisme
tinggi berjuang dengan segenap jiwa raga dalam menjaga setiap jengkal tanah
kelahiran.
"Ini merupakan semangat sebagai bangsa besar yang tidak
pernah melupakan sejarah perjuangan para pendahulunya, marilah kita maknai
nilai- nilai kepahlawanan para pejuang kita yang patut diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, serta dapat dijadikan inspirasi oleh generasi muda untuk
mengisi pembangunan ini," ujarnya.
Jaya Negara mengatakan, dalam Perang Puputan Badung itu
terdapat sebuah bisama Mati Tan Tumut Pejah yang bermakna mati di medan perang,
namun demikian perjuangan tidak pernah mati. Inilah yang menjadi sejarah
Pemerintah Kota Denpasar dengan motto Pura Dhipa Bara Bhavana yang menekankan
kewajiban pemerintah untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat. Hal ini
diaplikasikan pemerintah dalam program priroritas pengentasan kemiskinan dan
mewujudkan kemakmurahan masyarakat.
“Peringatan ke-117 Perang Puputan Badung, khususnya bisama
Mati Tan Tumut Pejah menjadi inspirasi dan edukasi bagi kita semua, bagaimana
para panglingsir puri dan pendahulu kita dalam meraih kemerdekaan. Dimana ini
menjadi sepirit untuk memenuhi kewajiban dalam menjamin kesehatan masyarakat,
memenuhi kebutuhan pendidikan dan lain sebagainya untuk kemakmuran masyarakat,”
ujar Jaya Negara. (ags/humas)