Wabup Ipat saat membuka acara Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting bertempat di Ruang Rapat Dinas PPPA-PPKB Kab. Jembrana, Selasa (12/9/2023). (Foto: Yogi/Humas Jembrana)
JEMBRANA,
PERSPECTIVESNEWS- Wakil Bupati Jembrana IGN Patriana Krisna (Ipat) membuka
acara Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting bertempat di Ruang Rapat
Dinas PPPA-PPKB Kab. Jembrana, Selasa (12/9/2023).
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala BKKBN Provinsi Bali
yang diwakili Ketua Satgas Stunting Provinsi Bali, dr Ayu Witriasih beserta
tim, pimpinan OPD terkait dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten
Jembrana.
Dalam sambutannya, Wabup Ipat mengatakan kegiatan ini harus
dapat dimaknai dengan baik sehingga dapat menjadi roh dan penyemangat kita
dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting.
Menurutnya, tidak hanya komitmen tingkat pusat, upaya
komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan penuh dalam
kegiatan percepatan penurunan stunting dan bantu untuk menindaklanjuti atas
evaluasi dari BPKP Perwakilan Propinsi Bali dan tetap semangat dalam berjuang
untuk mencapai target penurunan stunting di Kabupaten Jembrana," ujarnya.
Melihat kondisi dan target prevalensi stunting tahun 2024
Kabupaten Jembrana sebesar 8,35 %, Ipat menyebut ini menjadi tantangan
pelaksanaan penurunan stunting.
"Untuk itu kepada seluruh pemangku kepentingan yang
hadir pada hari ini, kami harapkan dapat memberikan komitmennya sebagai
prioritas utama di tingkat kabupaten hingga tingkat desa untuk mengoptimalkan
mobilitas sumber daya, koordinasi dan melaksanakan pemantauan serta evaluasi,
dimana penurunan angka stunting memerlukan dukungan dan keterlibatan semua
pihak termasuk pemerintah daerah, desa, akademisi, media, swasta, lembaga
swadaya masyarakat dan mitra pembangunan," ucapnya.
Sejalan dengan itu, Ketua Satgas Stunting Provinsi Bali, dr
Ayu Witriasih mengungkapkan, stunting merupakan isu nasional yang harus segera
dikerjakan bersama-sama, lintas OPD dan lintas sektor terkait.
Ia memaparkan, dari hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI)
2022, prevalensi stunting di Provinsi Bali telah berada di bawah rata-rata
nasional yaitu sebesar 8,00%, sedangkan di Kabupaten Jembrana sebesar 14,2%,
terjadi penurunan 0,1% dari SSGI tahun 2021 yang sebesar 14,3% dan Bali menjadi
provinsi dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia.
Adapun target penurunan stunting di Provinsi Bali yang harus
dicapai untuk tahun 2024 sebesar 6,15%.
"Untuk dapat mencapai ini, kita harus berupaya dengan
maksimal. Pemerintah daerah harus mampu memprioritaskan sumber daya yang
tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran percepatan
penurunan stunting yang meliputi remaja, calon pengantin/calon pasangan usia
subur (PUS), ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-59 bulan. Oleh sebab itu,
dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting dibutuhkan pendekatan
intervensi yang komprehensif," ungkapnya.
Pihaknya berharap agar seluruh pemangku kepentingan yang
hadir pada hari ini dapat memberikan komitmennya dalam percepatan penurunan stunting
di Kabupaten Jembrana.
Komitmen ini mencakup upaya penurunan stunting agar
ditempatkan sebagai salah satu prioritas utama pelaksanaan pembangunan di
tingkat pusat hingga tingkat desa, komitmen untuk mengoptimalkan mobilisasi
sumber daya, dan komitmen untuk menguatkan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi
dalam memastikan program terus berjalan dengan baik.
"Saya juga berharap kepada para Kepala OPD dan lintas
sektor terkait untuk dapat memastikan berbagai sumber daya yang ada sehingga
setiap intervensi dapat dipastikan sampai ke seluruh sasaran yang menjadi
prioritas. Aspek promotif, preventif, edukasi dan sosialisasi harus lebih
digencarkan agar pemahaman masyarakat terkait stunting terus meningkat.
Keterlibatan Tim Penggerak PKK, Majelis Desa Adat, Forum Perbekel, tokoh agama,
tokoh masyarakat serta kelompok masyarakat lainnya menjadi motor penggerak
utama di masyarakat," tandasnya. (yogi/hmsj)