Sekda Alit Wiradana menghadiri upacara Melaspas, Mendem Pedagingan lan Mecaru Rsi Gana serangkaian Pujawali di Pura Kahyangan Tiga, Desa Adat Anggabaya, Rabu (6/9/2023). (Foto: Ays/Humas Denpasar)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menghadiri upacara
Melaspas, Mendem Pedagingan lan Mecaru Rsi Gana serangkaian Pujawali di Pura
Kahyangan Tiga, Desa Adat Anggabaya, Rabu (6/9/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Alit Wiradana turut Mendem
Pedagingan di tiga bangunan suci yakni
Pura Prajapati Anggabaya, yakni Painggih Padma, Piasan dan Candi Kuri
Apit Lawang.
Turut hadir pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemerintah
Kota (Pemkot) Denpasar beserta unsur adat Desa Adat Anggabaya.Seluruh rangkaian
upacara diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh Ida Pedanda
Gde Manara Putra Kekeran saking Griya Selat Sangeh.
Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan,
pelaksanaan upacara keagamaan di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Anggabaya ini
adalah salah satu upaya dan kesadaran krama desa dalam meningkatkan sradha
bhakti umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.
“Apalagi di komunitas masyarakat seperti banjar, perlu
diapresiasi bagaimana membangun sradha bhakti masyarakat melalui upakara yang
dilaksanakan. Dan kami memberikan apresiasi kemandirian masyarakat untuk
memunculkan kesadaran sehingga manfaat yang diperoleh dalam penyelenggaraan
upacara keagamaan yang dikenal dengan istilah Tri Guna Karya serta Satwika
Karya, dapat kita peroleh dengan baik,” katanya.
Sementara Manggala Karya, I Wayan Suwitra mengatakan,
rangkaian Pujawali di Pura Kahyangan Tiga Anggabaya ini dilaksanakan selama
tiga hari ke depan. Dimana juga dilaksanakan upacara melaspas lan mendem
pedagingan di Pura Prajapati Anggabaya dan Pura Prajapati Bun yang perupakan
dua pura yang berkaitan dengan Pura Kahyangan Tiga Anggabaya.
Dikatakan, upacara melaspas dan mendem pedagingan ini
dilaksanakan setelah rampungnya pembangunan pura secara keseluruhan di dua
setra yang dimiliki Desa Adat Anggabaya ini. Dimana, keberadaan pura ini diempon
oleh 160 KK dalam satu Banjar Adat Anggabaya.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar
dan seluruh krama desa, dengan berlangsungnya upacara ini kedepannya dapat
merubah pola pikir masyarakat, bahwa semua tempat yang kita sucikan itu harus
dan wajib dijaga, baik keindahan maupun kebersihannya,” ungkapnya. (ays/hum)