Perspectives News

Dari Ide Mantan Manager Hotel Inilah Kampung Berseri Astra Pulugambang Denpasar Jadi ‘Sentra’ Tumbuhnya Kewirausahaan

 

Jalan masuk ke areal Ekowisata Subak Sembung, Banjar Berseri Astra (BBA), Pulukambang, Peguyangan, Denpasar Utara, Denpasar, Bali.

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Kampung Berseri Astra (KBA) atau Banjar Berseri Astra (BBA) Pulugambang, Peguyangan, Denpasar Utara, Kota Denpasar, menjadi perhatian masyarakat nasional setelah memiliki destinasi tujuan wisata (DTW) alam yakni Ekowisata Subak Sembung.

Keberadaan Ekowisata Subak Sembung (ESS) yang berlokasi di Banjar Pulugambang, Peguyangan, Kota Denpasar ini berdampak pula pada bertumbuhnya sejumlah pelaku usaha (Kewirausahaan) di lokasi wisata alam yang dilengkapi dengan sarana jogging track itu.

Beberapa pelaku usaha (umumnya individu) yang umumnya ibu-ibu ini, ada yang menjual hasil panen sawahnya, ada yang menjual makanan dan minuman ringan, kuliner khas daerahnya dan sebagainya.

Para pelaku usaha ini awalnya hanya beberapa orang saja namun seiring makin dikenalnya Ekowisata Subak Sembung di BBA Pulugambang, jumlah pelaku usaha terus tumbuh dan berkembang menjadi belasan orang.   

Siapa figur dibalik itu semua?. Anak Agung Putu Gede Wisnawa inilah sosok yang memiliki ide awal keberadaan Ekowisata Subak Sembung.

Salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards ini adalah sosok yang memiliki ide dan keinginan untuk menjadikan areal persawahan di lingkungan banjarnya (Banjar Pulugambang-red) menjadi tempat wisata baru di tengah kota.

“Kebetulan saya punya tetangga yang kerja di Astra Surabaya yang menyarankan saya untuk mengajukan proposal karena Astra punya program CSR untuk pengembangan destinasi tujuan wisata (DTW) yang berbasis lingkungan.

Singkat cerita, keinginan mantan Manajer Laundry di Westin Hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali selama 18 tahun ini terwujud, dengan ditetapkannya Ekowisata Subak Sembung yang berada di Banjar Berseri Astra (BBA) Pulugambang sebagai DTW baru di tengah kota.

“Untuk menjadi BBA/KBA, syaratnya harus mampu mengimplementasikan 4 pilar program CSR Astra yaitu, Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan. Dan kami bersyukur banjar kami lolos,” jelas mantan pekerja kapal pesiar Royal Caribean pada tahun 2008 itu.

Motivasi pria, 52 tahun ini untuk menjadikan lahan persawahan seluas 115 hektar dari 198 orang pemilik/petani untuk menjadi tempat wisata alam ini karena melihat potensi yang bisa digarap menjadi alternatif wisata alam yang nyaman dengan udara bersih di tengah kota.

“Nilai tambah dari Ekowisata Subak Sembung ini adalah lokasinya yang berada di tengah kota. Jadi masyarakat Kota Denpasar tidak perlu pergi jauh karena lokasinya yang relatif dekat. Itulah mengapa saya termotivasi untuk mengembangkan banjar saya (Pulukambang-red) bisa memiliki tempat wisata alam yang sekarang ini cukup diminati,” sebut pemilik 40 are lahan sawah di Ekowisata Subak Sembung tersebut.

Ayah 4 (empat) anak ini mengaku jika adanya Ekowisata Subak Sembung membawa berkah dan manfaat bagi tumbuhnya wirausaha baru. Dan pihaknya memberikan keleluasaan bagi warganya untuk bisa membuka usaha dengan menjual hasil usahanya.

“Kami mendorong para pelaku usaha individu ini untuk mengembangkan usahanya di lokasi wisata Subak Sembung. Dan mereka cukup antusias, minat pengunjung pun untuk berbelanja juga cukup tinggi. Subak Sembung telah menjadi ‘sentra’ tumbuhnya pelaku usaha baru,” terang Local Champion KBA Banjar Pulugambang, Peguyangan, Kota Denpasar ini.


Anak Agung Putu Gede Wisnawa (kanan) bersama salah satu pelaku usaha makanan olahan di kawasan wisata alam Subak Sembung, Banjar Pulugambang.   (Foto: djo)

Saat ditemui di kediamannya di Jln. Ahmad Yani 463 Peguyangan, Denpasar Utara, Kamis (31/8/2023), Wisnawa menjelaskan, walaupun pelaku usaha ini bukanlah UMKM formal namun keberadaan mereka cukup diterima bahkan melengkapi wisata alam Subak Sembung.

Pihaknya ikut senang dan bersyukur dengan keberadaan Ekowisata Subak Sembung yang tak hanya menjadi destinasi favorit bagi pengunjung tetapi juga mampu memberdayakan pelaku usaha kecil di sekitarnya.

“Warga Banjar Pulugambang khususnya, juga berterima kasih kepada pihak Astra melalui program CSR nya yang bersedia membantu warga masyarakat untuk ditingkatkan kualitas hidupnya,” ujarnya.


Ibu-ibu penjual sayur dan buah hasil panen dari sawah di Subak Sembung ini juga merasa terbantu dengan keberadaan Ekowisata Subak Sembung.  (Foto: djo)

Seperti diketahui, beberapa pelaku usaha seperti penjual sayur dan buah mengaku senang bisa menggelar barang dagangannya yang bisa langsung dilihat, dipilih dan dibeli para pengunjung. Rata-rata pengunjung mengaku puas karena selain bisa menikmati wisata alam persawahan yang asri dan berseri, mereka juga bisa membeli sayuran maupun buah segar dengan harga cukup terjangkau.

“Saya hampir rutin jogging di Subak Sembung ini. Selain bisa relaks, refreshing sekaligus belanja sayuran dan buah segar yang baru dipetik. Harganya gak jauh juga dari harga pasar atau supermarket, bahkan lebih murah karena bisa ditawar. Kita bisa berinteraksi langsung dengan penjual yang rata-rata para ibu,” tutur Rismana, salah seorang pengunjung.  

Wisnawa menambahkan, Banjar Berseri Astra Pulugambang, Peguyangan, Denpasar Utara mendapat binaan dan pendampingan oleh Astra sejak Juni 2015 dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program CSR yaitu, Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan. 

“Dan Banjar Pulugambang mampu mengimplementasikan 4 pilar tersebut, termasuk Kewirausahaan ini,” tutur Wisnawa menjabarkan.

Di Banjar Pulugambang, ada satu bidang usaha (Kewirausahaan) yang menjadi binaan Astra yang sekarang berjalan sukses. Usaha tersebut bergerak di bidang budidaya jamur tiram dengan nama Manik Galih Jamur Tiram.

Seperti yang disampaikan Gede Wisnawa, pemilik Manik Galih yang menjadi binaan Astra sejak 2013 itu adalah I Nyoman Darna, warga Banjar Pulugambang.


Jamur tiram produksi Manik Galih yang menjadi salah satu binaan Astra, berada di wilayah Banjar Berseri Astra (BBA) Pulugambang, Peguyangan, Kota Denpasar.  (Foto: djo)

Pemilik jamur tiram Manik Galih yakni Nyoman Darna, membudidayakan jamur tiram seperti yang dilakukan saudaranya yang juga sukses sebagai pembudidaya jamur tiram.

Menurut Gede Wisnawa, Manik Galih menjadi salah satu ikon Kewirausahaan yang masuk dalam pengembangan implementasi 4 pilar program CSR yang dibina Astra sejak tahun 2023 lalu.   (djo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama