Bupati Tamba kembali melakukan peninjauan pembongkaran terkait revitalisasi Pasar Umum Negara (PUN), Senin (4/9/2023). (Foto: Komang/Humas Jembrana)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Revitalisasi Pasar Umum Negara memasuki tahap pembongkaran dan pembersihan bangunan setelah sebelumnya pengosongan pedagang yang berjualan.
Pemerintah Kabupaten Jembrana sendiri telah menyediakan
lokasi untuk relokasi pedagang diantaranya di areal parkir Pemkab Jembrana
serta Pasar Ijogading.
Memastikan tahapan revitalisasi pasar berjalan lancar, Bupati
I Nengah Tamba kembali melakukan peninjauan pembongkaran, Senin (4/9/2023).
Tinggal menyisihkan beberapa kios, pihaknya memastikan
sedikit lagi lahan pasar bisa dirapikan untuk segera dibangun.
"Kalau kita perhatikan hari ini sepertinya untuk hari H
yang ditentukan oleh proyek pemenang tender itu, bisa kita capai, tinggal
ditambah alat berat saja, ini persoalan sudah selesai," ungkapnya.
Bupati mengatakan, revitalisasi dari pemerintah pusat ini
sesungguhnya bermaksud baik mengingat kondisi pasar yang sudah dibangun sejak
tahun 1955 dinilai kurang layak. Revitalisasi juga dimaksudkan untuk
meningkatkan fungsi pasar agar lebih bersih, nyaman dan ramai dikunjungi
pembeli.
"Saya sebagai bupati tentu setiap saat kita ikuti
perkembangannya agar berjalan lancar. Tentunya juga meminta maaf selama
relokasi ada penurunan pembeli. Mohon bersabar, karena ini tujuannya baik untuk
kita semua," ucapnya.
Lebih lanjut, ia merasa lega mengenai beberapa persoalan
yang sempat terjadi, di awal proses pembongkaran dan pengosongan pedagang di Pasar
Umum Negara, termasuk upayanya mengakomodir aspirasi pedagang akan ukuran los yang
lebih luas.
Namun, bersyukur dari hasil review pembesaran ukuran
los, dapat terpenuhi. "Revew sudah ada kabar, jadi sudah ada ukuran 3x4
sudah lebih dari seratus, 3x3 juga ada segitu. Saya rasa temen-temen pedagang
bisa menerima dengan bahagia," ujar Bupati Tamba.
Sementara itu terkait dengan penggeseran Pura Melanting
Pasar Negara sesuai rencana gambar, pihaknya mengaku masih mengkoordinasikan.
Ia tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan namun
akan terus mengomunikasikan dengan tokoh, pengempon termasuk mapinunas (mohon
petunjuk) kepada griya/sulinggih.
"Ini masih dikomunikasikan agar bangunan Pura Melanting
bisa dibangun baru seperti bangunan pasar yang juga baru. Dipindah sisi utara
pasar sesuai asta kosala kosali tempat suci. Karena bangunan ini bukan situs,
harusnya bisa digeser dengan urutan upacara yang benar. Namun teknisnya kami
akan putuskan setelah meminta petunjuk," ucapnya. (komang/humas)