Sekda Made Indra (tengah) menyerahkan pohon usai membuka Sosialisasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Selasa (8/8/2023). (Foto: Humas Pemprov. Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS-
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menegaskan, Pemerintah Provinsi
Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster ingin berkontribusi secara
kuat dalam adaptasi perubahan iklim disebabkan meningkatnya emisi karbon
sebagai efek gas rumah kaca.
“Gubernur Bali juga sudah menyusun kebijakan yang sangat pro
dengan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan alam Bali yang tertuang ke
dalam reformasi formal, yakni kebijakan yang sangat strategis sebagai bentuk
adaptasi perubahan iklim,” jelas Sekda Made Indra saat membuka Sosialisasi
Indonesia's Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, di Gedung Wiswa
Sabha Utama, Selasa (8/8/2023).
Ditambahkan Sekda, perubahan iklim ini akhirnya melahirkan kebijakan
Gubernur Bali di bidang lingkungan dan energi bersih dengan nama Perda tentang Sistem
Pertanian Organik, Pergub tentang Energi Baru Terbarukan dengan regulasi formal
serangkaian hal tersebut diatas.
“Sinergitas akan menghasilkan resultan yang lebih kuat dalam
mewujudkan keberhasilan dalam hal yang diinginkan,” sebut Sekda Indra.
Implementasi rencana operasional FOLU Net Sink ingin
mencapai target penyerapan emisi GRK sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun
2030. Sektor kehutanan memiliki kontribusi terbesar sebanyak 60% dalam
pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission (NZE).
“Kegiatan ini adalah sosialisasi untuk Indonesia's FOLU Net
Sink 2030, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada kita semua. Kemudian
akan dilaksanakan workshop yang menyusun dokumen rencana kerja di Bali. Setelah
rencana kerja disusun lalu diperiksa oleh tim Direktorat Jenderal kemudian
ketika dipandang cukup dan memenuhi syarat maka selanjutnya akan diajukan ke
Kementerian, lalu kita paparkan di hadapan menteri tentang rencana kerja Provinsi
Bali untuk perubahan iklim, terutama untuk kebijakan di bidang penurunan emisi
gas rumah kaca karena kita harus masuk ke dalam skema kebijakan seperti itu,
dimana Indonesia sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti itu maka kita daerah
juga harus siap mengikutinya," imbuh Sekda Dewa Indra.
Sekda Indra juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya
atas pelaksanaan Sosialisasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Bali Nusra.
Sementara itu, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Hanif Faisol Nurofiq
mengatakan, penurunan gas emisi rumah kaca yang syaratnya kita semua menurunkan
suhu sampai dibawah 2 derajat atau mempertahankan 1,5 derajat, mengharuskan
kita NZE di tahun 2060.
“Untuk pantarannya itulah disebut endisi atau dokumen antara
di 2030 sebelum mencapai NZE. Di dalam dokumen endisi itu terdapat lima (5)
sektor program mitigasi krisis iklim, salah satunya adalah sektor Forestry and
Other Land Uses atau pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan.
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang
ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi GRK dari sektor kehutanan dan
penggunaan lahan pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari
tingkat emisi. (zil/hum)