Rektor Dr. Dadang Hermawan saat memberikan sambutan pada Orasi Ilmiah sambut Dies Natalis ke-21 ITB STIKOM Bali, Senin (7/8/2023). (Foto: perspectivesnews)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- ITB STIKOM Bali menggelar Orasi Ilmiah tentang Kecerdasan
Buatan (AI- Artificial Intelligence) dengan
menghadirkan Prof. Richardus Eko Indrajit, di kampus setempat, Senin
(7/8/2023).
Orasi ilmiah serangkaian Dies Natalis ke-21 ITB STIKOM Bali
itu dihadiri segenap mahasiswa dan pimpinan kampus.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan di sela kegiatan mengatakan,
digitalisasi sudah merasuk ke semua sektor kehidupan dan di dalam digitalisasi
itu ada yang namanya AI atau kecerdasan buatan yang dikembangkan dengan kepintaran
yang melebihi manusia.
“Kecerdasan buatan itu lebih mempermudah lika liku kehidupan
kita. Apa yang sulit menjadi mudah, apa yang jauh menjadi dekat dan apa yang
rumit menjadi simpel. Itu peranan dari kecerdasan buatan yang ditopang atau
disupport oleh bidang-bidang lainnya semisal Big Data, IOT (Internet of Thing) sehingga
makin ke depan AI ini mempengaruhi positif berbagai sektor kehidupan.
Menurut Dadang, sekarang fenomenanya sudah terjadi, terbalik
dengan fenomena lama. Misalnya perusahaan besar merekrut pegawai dengan background
pendidikan yang bukan TI, mereka kemudian dilatih bidang TIK- nya. Kalau sekarang,
harus TIK dulu baru dilatih bidang yang dibutuhkan itu (administrasi, SDM,
marketing dll),” ujarnya.
Ditambahkan Dadang, di industri-industri TIK yang cukup besar
seperti Axioo, Huawei, mereka tak hanya membuat komputer atau HP saja tetapi membuat
pengembangan AI yang kemudian dimasukkan ke dalam robot-robot, baik dalam
bentuk seperti kita (manusia) maupun robot-robot kecil yang akan menggantikan posisi
kita yang notabene akan mengurangi bidang pekerjaan tertentu tetapi pekerjaan
yang berkaitan dengan IT, IA, Big Data, Security akan semakin banyak.
“Kita harus mengedukasi masyarakat. Jangan sampai kita
tertinggal. Masa masih pilih program-program lain, baru kita belajar IT. Bantu
mengedukasi masyarakat agar anak-anak kita tidak salah pilih. Sudah zamannya
untuk memilih masa depan dengan kemampuan TI yang mumpuni,” tutur Dadang lagi.
Diharapkan ada edukasi untuk masyarakat, demikian pula para
pemegang kebijakan harus lebih gencar lagi mengedukasi masyarakat.
“Mereka kan punya anggaran, kewenangan, keleluasaan membuat peraturan.
Bali harus punya IT yang terdepan selain pariwisata budaya. Memang IT yang
mendukung pariwisata budaya disamping yang lainnya," harap Dadang.
Sementara itu, Dekan Fakultas Bisnis dan Vokasi, Ni Ketut
Dewi Ari Jayanti, ST., M.Kom membeberkan, dengan AI bisa menciptakan manusia
lebih baik, dalam arti tidak hanya lebih pintar tetapi secara etika juga paham
mana yang boleh mana yang tidak boleh.
Kemudian apa yang harus dilakukan?. Masyarakat, mahasiswa,
anak-anak muda diharapkan terbuka mindset-
nya untuk belajar teknologi, paham teknologi sehingga nantinya bisa memanfaatkan
teknologi untuk kehidupan yang lebih baik (for a better future) sehingga tidak
kalah dengan teknologi.
“Ada beberapa pekerjaan yang akan tergantikan tetapi ada beberapa
yang tidak tergantikan terkait teknologi. Saya juga mengajak masyarakat
terutama yang muda-muda yang ingin kuliah tentang TI, ITB STIKOM Bali menyediakan
jurusan program studi di bidang teknologi informasi. Menguatkan diri untuk memahami
tentang TI itu sendiri, khususnya bidang AI,” demikian Ari Jayanti. (lan)