Wakil Gubernur Bali,
Tjok. Oka Sukawati saat menerima kunjungan kerja staf khusus Wakil Presiden
Republik Indonesia tentang Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali di
Ruang Rapat Wiswa Sabha Pratama, Senin (14/8/2023). (FOTO: Humas Bali)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS - Berdasarkan
hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Bali mengalami penurunan prevalensi
angka stunting hingga 8% yang menjadikan Bali menjadi capaian prevalensi
stunting terendah di Indonesia tahun 2022.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Bali, Tjok. Oka Sukawati
saat menerima kunjungan kerja staf khusus Wakil Presiden Republik Indonesia
tentang Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali di Ruang Rapat Wiswa
Sabha Pratama, Senin (14/8/2023).
Cok Ace menyampaikan bahwa dua tahun terakhir yaitu tahun
2020 hingga 2022 merupakan tahun yang sangat berat bagi Indonesia dan bahkan
juga dunia untuk bertahan dalam situasi pandemi Covid-19.
Dalam kondisi seperti ini, pencapaian program pembangunan Bali
juga terimbas dengan belum sepenuhnya target yang telah ditetapkan semua dapat
dicapai. Namun di tengah keadaan sulit tersebut Bali masih tetap memberikan
hasil yang sangat baik dalam hal prevalensi angka stunting di daerah ini.
“Ini menunjukkan bahwa upaya dan intervensi yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali, BKKBN Perwakilan Bali beserta Lintas
Sektor terkait selama ini telah menunjukkan hasil yang baik,” ungkap Cok Ace.
Ia pun menyampaikan selamat dan terima kasih kepada para
pemangku kepentingan di Provinsi Bali, Tim Percepatan Penurunan Stunting
Provinsi Bali hingga menjadikan Provinsi Bali kembali menjadi Provinsi dengan
capaian prevalensi stunting terendah di Indonesia Tahun 2022. Disamping itu ia
juga mengapresiasi Kabupaten/Kota lokus stunting yang telah melaksanakan 8
(delapan) aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman
Gede Anom menyampaikan bahwa berdasarkan data SSGI Tahun 2021 dan 2022 Bali
merupakan Provinsi dengan prevalensi stunting terendah di seluruh Indonesia,
walaupun masih terdapat kabupaten yang memiliki prevalensi stunting di atas
rata-rata Provinsi Bali.
Prevalensi stunting Tahun 2022 (8%) telah melampaui target
yang ditetapkan untuk Provinsi Bali yaitu (9,28%), meskipun pada Kabupaten
Buleleng dan Gianyar terdapat peningkatan prevalensi stunting dari tahun
sebelumnya.
I Nyoman Gede Anom menyampaikan, berbeda dengan provinsi
lainnya, Provinsi Bali juga memanfaatkan kearifan lokal Bali dalam strategi
percepatan penurunan stunting antara lain adalah dengan melakukan sosialisasi
melalui media seni tradisional seperti bondres, janger dan wayang kulit, turut
melibatkan intervensi melalui desa adat, melaksanakan posyandu berbasis banjar
serta pemanfaatan media kul-kul di samping juga melakukan edukasi saat upacara
pernikahan dan megedong-gedongan.
Sementara Staf Khusus Wakil Presiden Prof. Zumrotul Mukaffa
M.Ag juga turut mengapresiasi kerja keras Pemerintah Provinsi Bali serta
instansi terkait.
“Tentu pertama karena komitmen yang sangat tinggi terhadap
program ini, saya yakin ini faktor yang sangat menentukan. Kedua karena kerja
keras Bapak/Ibu semua sehingga Bali jauh di bawah rata-rata capaian nasional
yang masih di atas 21% tapi Bali sudah mencapai 8%,” jelasnya.
Ia berharap upaya Provinsi Bali ini dapat di desiminasikan
dan diduplikasi oleh provinsi lain dalam upaya penurunan stunting di daerah
masing-masing. (lan)