DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, gabungan dua kota di Provinsi Bali
(Denpasar dan Singaraja) pada Juni 2023 mengalami deflasi sebesar 0,04% (mtm),
lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar
0,34% (mtm).
Plh. Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Bali G.A. Diah Utari menyebutkan,
secara tahunan, inflasi gabungan dua kota menurun dari 4,07% (yoy) pada
bulan sebelumnya menjadi 3,08% (yoy) pada Juni 2023, dan untuk pertama kalinya
pada tahun 2023 tercatat lebih rendah dari inflasi tahunan
nasional 3,52% (yoy).
“Berdasarkan komoditasnya, terjadinya deflasi bulanan
disebabkan oleh penurunan harga lima komoditas yakni harga cabai merah, bensin, bawang merah,
pepaya, dan air kemasan,” urai Diah Utari dalam
keterangan tertulis, Selasa 4 Mei 2023.
Disebutkan, penurunan harga cabai merah dan
bawang merah terutama disebabkan oleh pasokan yang terjaga seiring masih
banyaknya panen di sentra-sentra produksi, sementara bensin mengalami
penurunan didorong oleh jenis nonsubsidi yang turun berkisar 6 – 9%.
Adapun penurunan harga air kemasan disebabkan oleh
normalisasi pasokan setelah pada bulan Mei 2023 pasokan relatif terbatas akibat
pembatasan operasional truk sumbu tiga pada periode mudik lebaran akhir April
2023.
Meski demikian, inflasi yang
lebih rendah dapat tertahan dengan peningkatan harga angkutan udara, buah naga,
kue basah, sepeda motor, dan daging ayam ras.
Tarif angkutan udara mengalami peningkatan seiring masa
libur sekolah dan cuti bersama
HBKN Idul Adha yang mendorong peningkatan permintaan tiket pesawat udara.
Adapun peningkatan harga kue basah diprakirakan didorong
oleh kenaikan biaya input produksi seperti tarif bahan bakar rumah tangga,
harga telur ayam dan gula.
Pada Juli 2023, risiko yang perlu diwaspadai antara lain
masih tingginya jumlah wisatawan seiring dengan periode libur sekolah
diprakirakan mendorong peningkatan permintaan barang dan jasa.
Dari segi pasokan, belum dimulainya periode panen raya padi
di Bali hingga bulan September/Oktober juga berpotensi menyebabkan keterbatasan
pasokan yang perlu diantisipasi lebih awal.
Gelombang laut yang cenderung tinggi pada bulan Juli-
Agustus juga berpotensi menurunkan hasil tangkapan laut dan mendorong harga
aneka hasil laut.
Untuk penurunan harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertamax
Turbo, Dexlite, Pertamina Dex) pada tanggal 1 Juni 2023 berpotensi menahan
tekanan inflasi lebih
lanjut.
Demikian juga alokasi PT Pupuk Indonesia (Persero) yang
menyediakan 375.492 ton pupuk subsidi bagi wilayah Indonesia Bagian Timur yang
mencakup Bali dan Nusa Tenggara.
Pupuk untuk musim tanam kedua 9 komoditas termasuk padi,
jagung, kedelai, aneka bawang dan cabai yang
diharapkan mendorong stabilisasi pasokan dan meningkatkan produktivitas.
TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten
melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K.
Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain melalui
pembentukan paiketan Perumda Pangan se-Bali dan mendorong Paiketan untuk kerja
sama usaha dalam rangka pengendalian harga.
Selain itu, TPID di Bali juga
terus memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam Provinsi
Bali dan dengan wilayah di luar Provinsi Bali, serta melakukan operasi pasar
secara rutin untuk menjaga stabilitas harga. (lan/*)