Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto. (Foto: detikcom)
JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS- JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS- Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto melalui rilis pada Sabtu (8/7/2023) menginformasikan potensi cuaca untuk sepekan ke depan.
Masyarakat diminta untuk waspada karena potensi hujan masih
dapat berlanjut dalam sepekan ke depan di musim kemarau tahun 2023 ini.
Sejak tanggal 4 Juli 2023, BMKG telah merilis potensi hujan
yang dapat terjadi dalam sepekan hingga 10 Juli 2023.
Informasi rilis yang diterima Sabtu (8/7/2023) tersebut berkaitan dengan adanya
signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi hujan pada
periode awal musim kemarau tahun ini.
Potensi tersebut terkonfirmasi berdasarkan data analisis
cuaca dalam tiga hari terakhir, termonitor terjadi hujan intesitas lebat hingga
sangat lebat terjadi di beberapa wilayah, antara lain: Bengkulu, sebagian besar
Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Maluku, dan
wilayah Papua. Bahkan curah hujan ekstrem terjadi di Bali bagian barat dalam 2
hari terakhir.
Berdasarkan analisis terakhir, beberapa faktor dinamika
atmosfer skala regional hingga lokal diprakirakan masih berperan cukup
signifikan dalam memicu peningkatkan pertumbuhan awan hujan untuk sepekan ke
depan. Beberapa faktor dinamika atmosfer yang utama tersebut antara lain:
1). Aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang
ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah
Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan secara
tidak langsung meningkatkan potensi curah hujan tinggi.
2). Terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar
wilayah Indonesia yang dipicu oleh adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah
Samudera Pasifik utara Papua Barat, kondisi ini dapat turut memicu peningkatan
pertumbuhan awan hujan.
Dalam sepekan terakhir, anomali suhu muka laut di perairan
Indonesia secara umum relatif normal, dimana anomali antara 1-2 oC terjadi di
sebagian kecil perairan utara dekat pesisir Jawa hingga Nusa Tenggara, sebagian
perairan selatan Sulawesi, sekitar perairan Maluku dan selatan Papua, sedangkan
untuk wilayah perairan lain umumnya berada pada anomali dibawah 1 oC. Kondisi
hujan tinggi yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah Indonesia lebih
signifikan dipicu oleh adanya aktifitas gelombang atmosfer di sekitar maritim
kontinen.
MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin
merupakan fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya pola
konvektifitas dan dapat menimbulkan potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala
yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.
Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah barat
ke timur, yaitu dari wilayah Samudera Hindia ke arah Samudera Pasifik dan
melewati wilayah Indonesia dengan siklus pergerakan sekitar 30-40 hari pada
MJO, sedangkan pada Kelvin dalam skala yang relatif lebih cepat, yaitu harian.
Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah
timur ke barat, yaitu dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudera Hindia dengan
melewati wilayah Indonesia.
Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang
Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan
pertumbuhan awan hujan dan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan
curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah indonesia.
Mencermati perkembangan dinamika atmosfer di atas, potensi
hujan intensitas Sedang-Lebat masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan di
beberapa wilayah sebagai berikut:
Periode 08 - 10 Juli 2023
- sebagian Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Lampung;
- sebagian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur;
- sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Pada periode ini perlu di waspadai potensi hujan sangat
hingga ekstrem di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Periode 11 - 14 Juli 2023
- sebagian Aceh, Sumatera Utara;
- sebagian Jawa Timur;
- sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur;
- sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Terkait hal tersebut, BMKG menghimbau kepada warga
masyarakat terdampak terutama di wilayah yang masuk wilayah bahaya untuk
meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan
lebat hingga sangat lebat di sekitarnya.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini dan
lebih rinci wilayahnya hingga level kecamatan dapat langsung mengakses kanal
informasi BMKG:
1. Website https://www.bmkg.go.id;
2. Akun media sosial @infobmkg;
3. Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
4. Call center 196 BMKG;
5. Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (rls)melalui rilis
pada Sabtu (8/7/2023) menginformasikan potensi cuaca untuk sepekan ke depan.
Masyarakat diminta untuk waspada karena potensi hujan masih
dapat berlanjut dalam sepekan ke depan di musim kemarau tahun 2023 ini.
Sejak tanggal 4 Juli 2023, BMKG telah merilis potensi hujan
yang dapat terjadi dalam sepekan hingga 10 Juli 2023.
Informasi rilis tersebut berkaitan dengan adanya
signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi hujan pada
periode awal musim kemarau tahun ini.
Potensi tersebut terkonfirmasi berdasarkan data analisis
cuaca dalam tiga hari terakhir, termonitor terjadi hujan intesitas lebat hingga
sangat lebat terjadi di beberapa wilayah, antara lain: Bengkulu, sebagian besar
Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Maluku, dan
wilayah Papua. Bahkan curah hujan ekstrem terjadi di Bali bagian barat dalam 2
hari terakhir.
Berdasarkan analisis terakhir, beberapa faktor dinamika
atmosfer skala regional hingga lokal diprakirakan masih berperan cukup
signifikan dalam memicu peningkatkan pertumbuhan awan hujan untuk sepekan ke
depan. Beberapa faktor dinamika atmosfer yang utama tersebut antara lain:
1). Aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang
ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah
Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan secara
tidak langsung meningkatkan potensi curah hujan tinggi.
2). Terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar
wilayah Indonesia yang dipicu oleh adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah
Samudera Pasifik utara Papua Barat, kondisi ini dapat turut memicu peningkatan
pertumbuhan awan hujan.
Dalam sepekan terakhir, anomali suhu muka laut di perairan
Indonesia secara umum relatif normal, dimana anomali antara 1-2 oC terjadi di
sebagian kecil perairan utara dekat pesisir Jawa hingga Nusa Tenggara, sebagian
perairan selatan Sulawesi, sekitar perairan Maluku dan selatan Papua, sedangkan
untuk wilayah perairan lain umumnya berada pada anomali dibawah 1 oC. Kondisi
hujan tinggi yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah Indonesia lebih
signifikan dipicu oleh adanya aktifitas gelombang atmosfer di sekitar maritim
kontinen.
MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin
merupakan fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya pola
konvektifitas dan dapat menimbulkan potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala
yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.
Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah barat
ke timur, yaitu dari wilayah Samudera Hindia ke arah Samudera Pasifik dan
melewati wilayah Indonesia dengan siklus pergerakan sekitar 30-40 hari pada
MJO, sedangkan pada Kelvin dalam skala yang relatif lebih cepat, yaitu harian.
Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah
timur ke barat, yaitu dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudera Hindia dengan
melewati wilayah Indonesia.
Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang
Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan
pertumbuhan awan hujan dan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan
curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah indonesia.
Mencermati perkembangan dinamika atmosfer di atas, potensi
hujan intensitas Sedang-Lebat masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan di
beberapa wilayah sebagai berikut:
Periode 08 - 10 Juli 2023
- sebagian Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Lampung;
- sebagian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur;
- sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Pada periode ini perlu di waspadai potensi hujan sangat
hingga ekstrem di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Periode 11 - 14 Juli 2023
- sebagian Aceh, Sumatera Utara;
- sebagian Jawa Timur;
- sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur;
- sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Terkait hal tersebut, BMKG menghimbau kepada warga
masyarakat terdampak terutama di wilayah yang masuk wilayah bahaya untuk
meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan
lebat hingga sangat lebat di sekitarnya.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini dan
lebih rinci wilayahnya hingga level kecamatan dapat langsung mengakses kanal
informasi BMKG:
1. Website https://www.bmkg.go.id;
2. Akun media sosial @infobmkg;
3. Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
4. Call center 196 BMKG;
5. Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (rls)