Ny. Putri Suastini Koster menjadi narasumber pada Dialog Interaktif dengan memilih topik tentang ‘Bali Mandiri Energi Bersih’ di Studio RRI Denpasar, Senin (10/7/2023). (Foto: Humas Pemprov. Bali)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster menjadi
narasumber pada Dialog Interaktif dengan memilih topik tentang ‘Bali Mandiri
Energi Bersih’ di Studio RRI Denpasar, Senin (10/7/2023).
Ny. Putri Koster secara intensif menyosialisasikan capaian
program Pemprov Bali yang terangkum dalam ‘44 Tonggak Peradaban Penanda Bali
Era Baru’.
Acara dialog juga menghadirkan dua narasumber lain yaitu
Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Prof. I Made
Damriyasa dan Kelompok Ahli Pembangunan Bidang Infrastruktur Prof. Ida Ayu Dwi
Giri Antari.
Dalam paparannya, Ny. Putri Koster menyampaikan, kegiatan
ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar mengetahui dan memahami program
yang tengah dilaksanakan oleh Pemprov Bali sebagai penjabaran dari Visi Nangun
Sat Kerthi Loka Bali.
“TP PKK sebagai partner pemerintah mengambil bagian dalam
menggerakkan partisipasi aktif masyarakat. Agar tergerak, mereka harus paham
terlebih dahulu. Ya, salah satu caranya adalah sosialisasi melalui media,”
ucapnya.
Kali ini, TP PKK Bali secara khusus membahas program Pemprov
Bali dalam upaya mewujudkan kemandirian energi dengan kebijakan energi bersih.
Menurutnya, ini merupakan kebijakan yang sangat positif agar
secara bertahap Bali mampu melepaskan ketergantungan dari daerah lain.
“Kemandirian sangat dibutuhkan. Kalau tergantung dan suatu
saat ada masalah atau diputus, kita kelimpungan. Apalagi Bali sebagai daerah
tujuan wisata membutuhkan pasokan energi listrik yang besar,” urainya.
Untuk itu, perempuan yang dikenal memiliki multi talenta di
bidang seni ini mengajak masyarakat merubah mindset agar berpikir optimis
tentang program pemerintah.
“Jangan di awal sudah pesimis dan menganggap sulit untuk
diwujudkan. Ini penting, karena dalam melaksanakan program, pemerintah sangat
membutuhkan kepercayaan dan rasa optimis masyarakat,” urainya.
Sementara itu, Prof. Damriyasa dalam paparannya menerangkan,
saat ini Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster tengah
mengupayakan terwujudnya kemandirian energi.
Ia berpendapat, langkah Gubernur Koster ini patut mendapat
acungan jempol karena Bali sangat membutuhkan kemandirian dalam pemenuhan energi.
“Sangat urgen, karena saat ini 70 persen kebutuhan energi kita tergantung dari
luar,” cetusnya.
Posisi Bali makin rawan karena support listrik dari Jawa
disuplai melalui kabel bawah laut. “Posisi Bali sangat rentan. Kalau kabelnya
ada masalah atau bahkan putus, maka akan gelap,” sebutnya.
Bertolak dari fakta itu, Gubernur Koster memberi atensi
serius dan mengambil langkah yang tepat dalam upaya mewujudkan kemandirian
energi. Tak hanya memikirkan tentang kemandirian, Gubernur Koster sekaligus
juga merancang kebijakan pemanfaatan sumber energi ramah lingkungan.
“Beliau sangat paham, energi yang kita manfaatkan selama ini
dan sebagian besar dipasok dari luar itu tak ramah lingkungan karena
memanfaatkan fosil dan batubara,” urainya.
Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Pemprov Bali seperti
Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2029 Tentang Bali Energi Bersih,
Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai serta Surat Edaran SE Nomor 5 Tahun 2022
tentang Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Atap.
Damriyasa menegaskan, seluruh upaya itu diarahkan untuk
mencapai target zero emission pada tahun 2045. Untuk mencapai target tersebut,
ia sangat berharap dukungan masyarakat terhadap program di bidang energi yang
saat ini tengah dilaksanakan Pemprov Bali.
Sementara itu Prof. Giri Antari mengedukasi masyarakat
tentang dampak pemanfaatan energi yang bersumber dari bahan baku seperti fosil
dan batubara. Selain jumlahnya terbatas, sumber energi ini juga berdampak
serius bagi lingkungan.
Mengingat besarnya energi yang dibutuhkan Daerah Bali, ia
sangat mengapresiasi Gubernur Koster yang telah mengambil langkah tepat untuk
mewujudkan kemandirian Bali dalam pemenuhan energi bersih. (yus/hum)