Wagub Cok Ace saat menerima media Tiongkok di Kantor Gubernur Bali, Jumat (30/6/2023) (Foto: Humas Pemprov Bali)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati
(Cok Ace) mengapresiasi acara yang menghadirkan media dari Tiongkok dalam
memulihkan dan mempromosikan pariwisata Bali pasca Pandemi Covid-19.
Ini karena wisatawan asal negeri Tiongkok merupakan salah
satu wisatawan terbanyak yang datang ke Bali.
Hal itu disampaikannya ada acara “Media Briefing Wonderful
Indonesia Familiarization Trip for China Media”, bertempat di Ruang Rapat Praja
Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (30/6/2023).
“Melalui kesempatan ini, saya harap kegiatan ini tidak hanya
memulihkan pariwisata Bali, namun juga meredam berbagai informasi negatif yang
sebagian besar tidak benar terkait dengan pariwisata Bali,” ujarnya
Turut hadir Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Marthini, Konjen Tiongkok untuk Bali Mr. Zhu
Xinglong, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1, Wisnu Sindhutrisno, Ketua
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Ia mengatakan saat ini pariwisata Bali menghadapi berbagai
tantangan dan hal-hal negatif yang dilakukan oleh wisatawan asing dan menjadi
viral di dunia maya.
“Mereka melanggar aturan hukum atau tidak menghormati nilai
dan norma budaya yang berlaku di Bali, seperti berkendara tanpa helm, bekerja
di Bali dengan visa turis, dll,” imbuhnya.
Untuk itu Guru Besar ISI tersebut mengungkapkan jika
Pemerintah Provinsi Bali telah mengambil beberapa langkah untuk menyikapi
masalah yang muncul oleh wisatawan mancanegara seperti: Menerbitkan SE No.4
tahun 2023 yang berisi mengenai informasi apa yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh wisatawan selama mereka di Bali.
“SE tersebut telah dikompilasi dengan narasi yang lebih
ringkas dan sederhana serta bisa diunduh dengan melakukan scan pada QR Code dan
telah tersedia dalam 3 (tiga) bahasa: Inggris, India dan Cina; Membentuk Satgas
Percepatan Pelaksanaan Tata Kelola Pariwisata yang terdiri dari berbagai
anggota: Polda Bali, Kantor Kementerian Hukum dan HAM Bali, dan juga lembaga
MDA (Majelis Desa Adat) Bali; serta bekerjasama dengan Polda Bali dan instansi
dalam hal pengamanan,” sebut Cok Ace.
Di sisi lain, demi memberikan kenyamanan kepada wisatawan,
menurutnya pemerintah juga telah memberikan berbagai fasilitas seperti Visa on
Arrival (VoA) untuk wisatawan dari 92 negara, bebas visa bagi 10 negara ASEAN
dan Timor Leste, membangun kerjasama dengan berbagai maskapai penerbangan yang
berjumlah 36 maskapai dari 29 kota terhubung.
“Bahkan untuk menarik minat wisatawan China kita sudah
bekerjasama dengan membuka penerbangan dari Hongkong dengan Cathay Pacific
tujuh kali seminggu, Hongkong Airlines lima kali seminggu, Xiamen Airlines
tujuh kali seminggu, penerbangan ke Guangzhou dengan China Southern Airlines
tiga kali seminggu, penerbangan ke Shanghai dengan China Eastern Airlines tiga
kali seminggu, dan penerbangan ke Shenzhen dengan Lion Air tujuh kali
seminggu,” bebernya.
Sementara Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Ni Made Marthini menambahkan, wisatawan Tiongkok yang datang
ke Indonesia sebelum pandemi Covid-19 berjumlah sekitar 2 juta lebih wisatawan
per tahun.
Menurutnya, pihaknya berupaya keras untuk mencapai angka
tersebut, salah satunya dengan media promosi yang diselenggarakan pada pagi
itu.
Ia membeberkan, pasca pandemi wisatawan asal Tiongkok yang
datang ke Bali dari bulan Januari hingga saat ini sekitar 170 ribu, dengan
target tahun ini sebesar 361 ribu wisatawan. (zil/hum)