Ny. Putri Koster dalam Dialog Interaktif dengan sub tema 'Perekonomian Adat Bali' dalam acara "Perempuan Bali Bicara", Selasa (27/6/2023). (Foto: Humas Pemprov Bali)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Ny. Putri Koster mengharapkan peran aktif krama Bali
dalam Sistem Perekonomian Adat Bali (SPAB) merupakan bagian dari upaya untuk
memperkuat Desa Adat dari aspek perekonomian, sehingga memungkinkan penguatan
Desa Adat pada aspek-aspek lainnya dapat dilaksanakan secara optimal.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali,
Ny. Putri Koster dalam Dialog Interaktif dengan tema ‘44 Tonggak Peradaban
Penanda Bali Era Baru’ dengan sub tema ‘’Perekonomian Adat Bali" dalam
acara "Perempuan Bali Bicara", di Studio Bali TV, Selasa (27/6/2023).
Menurut Ny Putri Koster, SPAB diharapkan mampu menjadi
sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis komunitas adat Bali (Collective
Communal Economy) sebagai perwujudan nyata dari Tri Sakti Bung Karno di bidang
ekonomi (berdaulat, mandiri dan berkepribadian).
Lebih lanjut, Ny. Putri Koster yang kental memperjuangkan
kesejahteraan perekonomian keluarga menyampaikan, SPAB juga merupakan bagian
dari Ekonomi Kerthi Bali dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan
krama Bali pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya.
Keberhasilan SPAB dalam mewujudkan Visi dan Misinya
membutuhkan dukungan yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak terutama Prajuru
Desa Adat, Krama Desa Adat secara keseluruhan dan Pemerintah Daerah Provinsi
Bali maupun Pemerintah Daeran Kabupaten/Kota di seluruh Bali, dimana SPAB diharapkan
mampu berkedudukan sebagai solusi yang terstruktur, sistematis dan
komprehensif.
“SPAB melalui misinya menciptakan manfaat kolektif untuk
memenuhi kebutuhan lahir-bathin (sekala-niskala), individual dan kolektif,
diharapkan mampu menjadi potensi dan peluang yang bagus melalui pengelolaan
usaha secara kolektif atas potensi dan peluang ekonomi di desa adat (pancakreta
dan panca yadnya),” sebutnya.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai
peranan yang besar dalam proses pembangunan, karena kondisi suatu keluarga
dapat dijadikan sebagai tolok ukur terhadap kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Untuk dapat membina keluarga secara langsung dan menjangkau
sasaran sebanyak mungkin, dibentuk Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK), yang mekanisme gerakannya dikelola dan dilaksanakan oleh Tim
Penggerak PKK di setiap jenjang.
Gerakan PKK pada hakekatnya merupakan gerakan masyarakat
yang tumbuh dari bawah, dengan prinsip kerja partisipatif. Melalui Gerakan PKK
ini pula peranserta aktif segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan ikut
digalang dan ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat lebih merata dan
berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab pembangunan, maupun dalam
menikmati hasil pembangunan itu sendiri.
Ny. Putri Koster juga menegaskan agar masyarakat Bali turut
aktif berperan serta dalam mengambil bagian untuk memanfaatkan peluang dan
potensi yang sudah disiapkan.
“SPAB merupakan solusi yang terstruktur, sistematis dan
berkelanjutan atas masalah ketidakadilan, ketimpangan, kemiskinan, pengangguran
dan marginalisasi yang terjadi di Bali,” tutupnya. (zil/hum)