Gubernur Koster secara resmi membuka Bulan Bung Karno Provinsi Bali ke-5 Tahun 2023 bertepatan pada peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6/2023) di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar. (Foto: Hum)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Gubernur Bali Wayan Koster bersama Ny. Putri Suastini
Koster mengajak seluruh masyarakat Bali menjalankan spirit perjuangan Bung
Karno berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Hal itu disampaikan Gubernur Koster yang secara resmi
membuka Bulan Bung Karno Provinsi Bali ke-5 Tahun 2023 atau tepat pada
peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6/2023) di Panggung Terbuka Ardha
Candra, Taman Budaya, Denpasar.
Didampingi Wakil Gubernur, Tjokorda Oka Artha Ardhana
Sukawati bersama Ny. Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati, juga perwakilan
dari Ketua DPRD Bali, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Kapolda
Bali, Irjen. Pol. Putu Jayan Danu Putra, Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Agus
M. Latif dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali, I Gusti
Ngurah Wiryanata.
Pembukaan Bulan Bung Karno Provinsi Bali ke-5 Tahun 2023
disambut antusias oleh ribuan masyarakat Bali hingga dari kalangan generasi
milenial, saat Gubernur Wayan Koster bersama Tjokorda Oka Sukawati melakukan
prosesi melepas jala sebagai penanda dibukanya Bulan Bung Karno Provinsi Bali
ke-5 dengan tema “MAHAJNANA SEGARA KERTHI”, yang mengandung makna: Pemuliaan
Laut, Pendalaman Ajaran Bung Karno.
Ribuan masyarakat Bali memenuhi panggung terbuka Ardha
Candra dengan mengibarkan Bendera Merah Putih hingga menyuarakan nada salam
Pancasila
Momen ini juga dihadiri langsung oleh Komandan Lanud I Gusti
Ngurah Rai, Kolonel Pnb. Putu Sucahyadi, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal)
Denpasar, Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo, Forum Koordinasi
Pimpinan Daerah, Pimpinan OPD Pemprov Bali, Pimpinan Instansi Vertikal,
Pimpinan Perbankan, Tokoh Media, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Majelis Desa
Adat Provinsi dan Kabupaten/Kota, Perbekel dan Lurah hingga para Yowana.
Gubernur Bali dalam sambutannya menyampaikan penyelenggaraan
Bulan Bung Karno yang ke-5 tingkat Provinsi Bali ini sejalan dengan visi
Pembangunan Bali yang bersifat ideologis, yakni: kultural, nasionalis, dan
religius, melalui penyebarluasan ajaran Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan
Bangsa Indonesia. Bung Karno merupakan anugerah bagi Bangsa Indonesia,
Proklamator yang menggali prinsip ideologi nasional Bangsa Indonesia yang
merdeka.
Sejarah Bangsa Indonesia telah menatah perjuangan mulia,
bahwa 78 tahun yang lalu, Bung Karno menyampaikan pidato pada Sidang Umum Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di tengah diskusi
yang belum menemukan titik terang tentang rumusan dasar negara Indonesia yang
merdeka.
Tanpa menggunakan teks, Bung Karno menguraikan lima poin
sebagai landasan filosofis dasar dan cara pandang untuk Indonesia merdeka.
Kelima hal dimaksud menjadi landasan idiil, yang diberi nama
Pancasila. Pandangan dan usulan Bung Karno diterima secara aklamasi. Momentum
bersejarah 1 Juni 1945 itulah, yang Kita peringati bersama sebagai Hari Lahir
Pancasila.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 18
Agustus 1945, Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Ideologi yang mempersatukan 300 suku bangsa, dengan 700 lebih bahasa, dan
17.000-an pulau. Ideologi yang memayungi keberagaman bangsa Indonesia,
sekaligus fondasi tercapainya cita-cita Indonesia Raya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, oleh Pemerintah
Provinsi Bali, sejak 2019, dan kini telah merupakan pelaksanaan ke-5, dirangkai
dalam keutuhan Perayaan Bulan Bung Karno Provinsi Bali, yang diatur melalui
Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Bulan Bung Karno di
Provinsi Bali. Provinsi Bali merupakan satu-satunya Provinsi di Indonesia yang
menyelenggarakan Bulan Bung Karno sebulan penuh. Kita ketahui bersama, bulan 3
Juni, merupakan bulan dengan hari-hari penting dan sakral yang tertaut dengan
Bapak Bangsa Bung Karno.
“Tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, 6 Juni Hari
Lahir Bung Karno, dan 21 Juni hari Wafat Proklamator Bung Karno. Untuk
mengenang, menghormati, memaknai, dan memuliakan hari-hari penting tersebut, kita
menyelenggarakan Bulan Bung Karno pada setiap bulan Juni, secara serentak dari
Provinsi, Kota/Kabupaten, Desa/Kelurahan, dan satuan pendidikan seluruh Bali,”
ujar Gubernur Koster.
Selain sebagai wujud penghormatan dan bhakti kepada Bung
Karno, Bapak Pendiri Bangsa yang telah merumuskan dasar negara kita,
penyelenggaraan Bulan Bung Karno di Provinsi Bali, juga memiliki tujuan mulia,
yaitu:
Pertama, mengarusutamakan Pancasila dalam kehidupan
masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara.
Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang
sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila.
Ketiga, memperkokoh semangat kebangsaan dan inklusi sosial
di tengah kontestasi nilai (ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada
menguatnya kecenderungan politisasi identitas.
Keempat, membangkitkan dan memelihara memori kolektif
masyarakat Bali tentang ketokohan dan keteladanan Ir. Soekarno sebagai penggali
Pancasila dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kelima, memperkuat institusionalisasi nilai-nilai Pancasila,
dan spirit perjuangan Bung Karno sesuai dengan kearifan lokal Bali.
Tema Bulan Bung Karno Provinsi Bali tahun 2023 ini yakni,
Mahajnana Segara Kerthi: Pemuliaan Laut, sebagai pendalaman ajaran Bung Karno.
Tema ini sejalan dengan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, melalui Pola
Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru
Visi tersebut mengandung makna menjaga kesucian dan
keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali
yang sejahtera dan bahagia Niskala- Sakala, menuju kehidupan Krama dan Gumi
Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno, Berdaulat secara Politik,
Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan, dengan
menyelenggarakan Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah,
dan Terintegrasi dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar
Nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
Penyelenggaraan Bulan Bung Karno Provinsi Bali merupakan
salah satu dari 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, yang semakin
menguatkan Bali dalam bangunan visi kebangsaan yang ideologis, kultural,
nasionalis, dan religius.
Tema yang setaut dengan Nilai Kearifan Lokal Segara Kerthi
ini diwujudkan sebagai wahana penyebarluasan dan internalisasi Pancasila serta
ajaran-ajaran Bung Karno secara nyata dalam upaya pelindungan dan pelestarian
alam semesta.
Tema ini merupakan arah untuk mengajak seluruh 5 pemimpin,
tokoh masyarakat, dan Krama Bali untuk meneladani karakter kepemimpinan dan
ajaran Bung Karno, yang mengayomi, melindungi, dan menyejukkan, kepemimpinan
yang mengutamakan nilai-nilai kebersamaan, kegotongroyongan, dan berorientasi
pada kemajuan bersama. Hidup yang Menghidupi, Urip yang Menguripi, yakni Pulih
Bersama, Tumbuh Bersama, Hidup Bersama, Berkembang Bersama, Kuat Bersama, dan
Manfaat Bersama pasca Pandemi Covid-19.
“Astungkara pariwisata dan perekonomian Bali mulai pulih.
Baru saja saya menyambut pesawat terbesar di dunia, yaitu Emirates dengan
membawa wisatawan mancanegara ke Bali sekitar 500 orang lebih,” kata Gubernur
Koster yang disambut tepuk tangan.
Kepemimpinan yang sejuk, juga berorientasi pada semangat
pemuliaan dan konservasi atas laut, pantai, dan juga lingkungan pesisir Bali,
sebagai implementasi Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali yang berdasarkan
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Segara Kerthi secara Niskala-Sakala.
Semangat Urip yang Menguripi yang berlandaskan Nilai- Nilai
Kearifan Lokal Sad Kerthi menjadi itikad, tekad dan ikrar ideologis bersama.
Tidak boleh gentar, lemah, dan putus asa, betapapun tantangan dan godaan hadir
untuk membelokkan cita-cita ini, Kita harus tetap tegak demi keberlanjutan
keharmonisan dan kesucian Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali.
Penghormatan sekaligus pendalaman paling utama tentang
ajaran Bung Karno adalah dengan meneladani dan melaksanakan ide, pemikiran,
gagasan, dan cita-citanya untuk Indonesia Raya. Titiang berharap seluruh
lapisan masyarakat Bali, terutama generasi muda milenial, mari dengan suka cita
dan derap langkah yang kokoh memikul tanggung jawab ideologis ini.
“Dengan mengucap Om Awignam Astu Namo Sidham,
penyelenggaraan rangkaian acara Bulan Bung Karno ke-5 tahun 2023 di Provinsi
Bali, secara resmi Titiang buka. Semoga penyelenggaraan Bulan Bung Karno di
seluruh Bali, di tingkat provinsi, kota/kabupaten, dan desa, berjalan dengan
lancar dan sukses,” tutup Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini yang
disambut nada Merdeka, Merdeka, Merdeka.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali, I
Gusti Ngurah Wiryanata melaporkan pelaksanaan Bulan Bung Karno Provinsi Bali
ke-5 Tahun 2023 dirangkaikan dengan kegiatan : 1) Pamungkah : Kamis, 1 Juni
2023, Hari Lahir Pancasila yang diisi dengan Apel Hari Lahir Pancasila dan
Pembukaan Bulan Bung Karno ke-5 Tahun 2023 di Ardha Candra, serta pergelaran
kolosal Orkestra Kilau Bija Segara (KBS) dari ISI Denpasar; 2) Pamuncak : Selasa,
6 Juni 2023, Hari Lahir Bung Karno berupa kegiatan Seminar Nasional
Kebertahanan Bali Segara (KBS) dengan tema ”Trisakti Bung Karno untuk
Kebertahanan Pangider Bali” di Gedung Ksirarnawa; 3) Panuntun : Jumat, 9 Juni
2023 Serentak Kerja 7 Bersih Segara (KBS) dan Karya Bhakti Sosial (KBS) di
kawasan Pantai Padanggalak, Denpasar; 4) Panganyar I : Rabu, 21 Juni 2023, Hari
Wafat Bung Karno, dengan kegiatan Kerthi Bali Sejahtera (KBS) Nyekar ke Makam
Bung Karno di Blitar; 5) Panganyar II : Minggu, 25 Juni 2023: Kompak KBS –
Sinergi Kerja Tim Desa Kerthi Bali Sejahtera. Kerja bhakti Tim Desa KBS di
seluruh Desa se-Bali; dan 6) Panguntat: Jumat, 30 Juni 2023, Penutupan Bulan
Bung Karno dengan acara KBS – Konser Bhakti Soekarno/Pergelaran Musik Inisiatif
Musisi Bali di Lapangan Utama Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon.
Ada pula kegiatan Konser Bhakti Soekarno (KBS) bekerjasama
dengan BadanKesbangpol Kota/Kabupaten yang akan berlangsung pada: 1) Sabtu, 3
Juni 2023 di Alun – Alun Ida Dewa Agung Jambe, Semarapura, Klungkung
bekerjasama dengan Badan Kesbangpol Kabupaten Klungkung; 2) Sabtu, 24 Juni
2023, di Lapangan Taman Budaya Candra Bhuana, Amlapura, Karangasem bekerjasama
dengan Badan Kesbangpol Kabupaten Karangasem; dan 3) Minggu, 25 Juni 2023, di
Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung/Puputan Badung, Denpasar bekerjasama dengan
Badan Kesbangpol Kota Denpasar.
Selanjutnya terdapat kegiatan Pawimba (Lomba) yang telah
dilaksanakan tahapan pawimba (lomba), diantaranya sebagai berikut: 1) Pawimba
(Lomba) Video Pidato dengan tema “Daulat Politik Bahari”, jumlah peserta 92
orang; 2) 8 Pawimba (Lomba) Film Cerita dengan tema “Berdikari Ekonomi Pesisir:
Garamdan Ulam Bali”, jumlah peserta 31 orang; dan 3) Pawimba (Lomba) Film
Dokumenter dengan tema “Peradaban Maritim Bali: Sampah Pesisir Laut”, jumlah
peserta 39 orang.
“Hingga diisi dengan kegiatan Touring Kebangsaan bekerjasama
dengan IMI (Ikatan Motor Indonesia) dan Ormas se-Bali pada Minggu, 11 Juni 2023
dengan rute Kantor Gubernur Bali-Pura Agung Besakih, Karangasem, Apel Kirab
Kebangsaan bekerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) serta semua OPD
dan komponen masyarakat se-Bali pada Jumat, 16 Juni 2023, bertempat di Monumen
Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar,” lapornya.
Di akhir laporannya, Kepala Kesbangpol Provinsi Bali
menyampaikan, rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno ke-5 Tahun 2023 sebenarnya
sudah kami mulai dari bulan Maret 2023 berupa kegiatan Karya Bhakti Sosial
(KBS) dan Kesbangpol Berbagi Sembako (KBS) bekerjasama dengan Organisasi
Kemasyarakatan (Ormas) se-Bali yang dilaksanakan setiap hari Jumat. Sampai
dengan bulan Juni 2023 telah dilaksanakan sebanyak 11 kali.
Adapun bentuk kegiatannya antara lain, penyaluran paket
sembako, bantuan uang sekolah, donor darah, pemeriksaan / cek kesehatan dan 9
mata gratis, pijat gratis, fashion show kebangsaan dalam rangka Penutupan
Pameran IKM Bali Bangkit.
Sasaran KBS adalah masyarakat kurang mampu dan disabilitas
dari seluruh pelosok Bali. Kegiatan ini sepenuhnya dilaksanakan dengan biaya
dari urunan anggota Ormas, serta sekaligus sebagai wujud kepedulian sosial dari
Ormas se Bali, tanpa membebani APBD Pemerintah Provinsi Bali. (hum)