Wawali Kota Denpasar meresmikan kampanye metode Wolbachia, Selasa (6/6/2023) di Graha Nawasena Denpasar. (Foto: Hum)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Kampanye metode Wolbachia sebagai metode pencegahan Demam
Berdarah Dengue (DBD) diresmikan Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya
Wibawa, Selasa (6/6/2023) di Graha Nawasena Denpasar.
Kampanye metode Wolbachia yang merupakan program kolaborasi
dengan World Mosquito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk cegah
DBD di Kota Denpasar, ditujukan untuk menekan penyebaran kasus demam berdarah.
Kampanye ini juga dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut
Kariyasa Adnyana, Wakil Direktur Program di AuSAID Department of Foreign
Affairs and Trade (DFAT) Prudence Borthwick, Konsulat Jenderal Australia di
Bali, Anthea Griffin.
Wawali Arya Wibawa menyampaikan, kegiatan kampanye ini
sebagai pilot projek pemerintah pusat di Kota Denpasar dalam menekan kasus DBD.
"Kita di Kota Denpasar sejak awal telah difasilitasi
oleh anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariyasa Adnyana, sehingga nanti harapan
bersama Denpasar mampu menekan penyebaran DBD," ujar Arya Wibawa
didampingi Kadis Kesehatan Denpasar, Anak Agung Ayu Candrawati dan Kabag
Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Denpasar, Dewa Gede Rai.
Lebih lanjut disampaikan, pada 2023 sampai Bulan Mei, kasus
DBD di Denpasar mencapai lebih dari 1113 kasus dengan jumlah kematian mencapai
4 kasus yang tersebar di wilayah Kota Denpasar.
Melalui metode Wolbachia ini, diharapkan dapat memberikan
dampak signifikan dalam mengatasi penyebaran DBD di Kota Denpasar. Metode ini
sebagai pelengkap dalam penanganan DBD di Kota Denpasar.
Setelah penyebaran nyamuk dengan Wolbachia ini kita lakukan
evaluasi melihat tingkat keberhasilan Wolbachia. Pelibatan juru pemantau jentik
(jumantik) tetap kita lakukan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Dominan penyebaran nyamuk membawa Wolbachia ini akan melihat
kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat, dan melihat indikator penyebaran
nyamuk DBD, serta terdapat 24 desa di Denpasar yang akan menjadi sasaran
penyebaran nyamuk yang sudah mengandung bakteri Wolbachia.
"Dalam peluncuran ini saya harapkan seluruh kecamatan,
desa, dan kelurahan dapat mendukung upaya perluasan metode Wolbachia disetiap
kegiatan, karena dengan pemahaman ini kita bersama-sama melakukan pencegahan DBD," ujar Arya
Wibawa.
Sementara I Ketut Kariyasa Adnyana menyampaikan pencegahan
DBD berkoordinasi dengan WMP menguji coba metode Wolbachia sudah dilakukan di Yogyakarta
serta mampu menurunkan 88 persen kasus DBD.
"Ini sangat bermanfaat untuk pengendalian kasus DBD dan
kami berharap program ini dapat berjalan dengan sukses sert Bali akan jadi
pilot projek penanganan secara Nasional," ujarnya.
Sementara Senior Project Manager Save the Children Indonesia
untuk WMP Bali, Man Magilan menyampaikan dengan adanya metode Wolbachia ini,
kita berharap mampu melindungi masyarakat dari DBD. Setelah peluncuran ini,
kader Jumantik akan mulai dilatih serta akan melakukan edukasi dan sosialisasi
metode Wolbachia ke masyarakat.
"Sosialisasi akan dimulai bulan Juni hingga nyamuk siap
disebarkan pada kuartal akhir 2023 nanti. Partisipasi masyarakat dan pemerintah
sangat diharapkan untuk memastikan keberhasilan metode ini," ujarnya. (hum)