PLTS Hybrid di Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung |
KLUNGKUNG,
PERSPECTIVESNEWS- PT PLN (Persero) berkomitmen mengawal transisi energi
yang telah direalisasikan melalui pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Hybrid di Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung hingga 3,5 mega watt peak (MWp).
Dibangun di lahan seluas 4,5 hektare, pembangkit energi baru
terbarukan ini menyumbang pasokan listrik hingga 3,5 MWp bagi sistem
kelistrikan di Nuda Penida.
Pembangkit yang dioperasikan demi mendukung kesuksesan
penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022 lalu itu, turut
menarik berbagai pihak untuk belajar secara langsung, salah satunya tim dari
Pusat Unggulan Energi Terbarukan Berbasis Masyarakat, Core, Universitas
Udayana.
Pasalnya, PLTS ini merupakan pembangkit yang beroperasi
dengan konfigurasi sistem hibrida yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD), PLTS, serta menggunakan Battery Energy Storage System (BESS)
berkapasitas 1,84-megawatt hour (MWh).
Ketua Core, Ida Ayu Dwi Giriantari saat melaksanakan
kunjungan studinya di PLTS Hybrid Nusa Penida, Senin (24/04), menyampaikan
hadirnya PLTS Hybrid di Nusa Penida sangat berdampak pada pengurangan energi
fosil di siang hari.
“Ini menjadi contoh baik yang sudah selayaknya ditingkatkan,
apalagi Nusa Penida merupakan destinasi wisata sehingga wajib mengedepankan
penggunaan energi bersih yang telah menjadi komitmen pemerintah baik di tingkat
pusat maupun daerah,” ucapnya.
PLN pun secara konsisten mewujudkan komitmennya untuk
mengawal pelaksanaan transisi energi. Program percepatan transisi energi turut
dituangkan dalam Rencana Umum Penyediaan tenaga Listrik (RUPTL) periode 2021 –
2030 yang disusun demi mencapai Carbon Neutral pada 2060.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali,
I Wayan Udayana mengatakan untuk mempercepat peta jalan transisi energi, PLN
akan segera menambah kapasitas pembangkit yang bersumber pada energi terbarukan
dengan total sebesar 20,34 persen di tahun 2045.
Udayana menambahkan, tahun 2023 direncanakan akan ada
penambahan pembangkit EBT yakni PLTS di Bali bagian timur dan barat yang masing
– masing sebesar 25 MW serta PLTMH Titab dengan daya 1,3 MW.
“Rencana pembangunan ini akan dilaksanakan oleh anak
perusahaan PLN yakni Indonesia Power yang nantinya akan menambah energy mix
hingga 1,48 persen,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa EBT di pulau Bali sebagian besar
berasal dari PLTS yang memiliki kelemahan dalam konsistensi memasok listrik,
apalagi di saat mendung, untuk itu perlu didukung oleh pembangungan Jawa Bali
Connection (JBC) 500 kilo volt (kV) yang diperlukan untuk memberikan kepastian
dan kecukupan pasokan daya listrik.
PLN kini tengah mengupayakan sinergi dan kolaborasi yang baik
dari berbagai pihak antara lain investor, pemerintah, komunitas dan pihak –
pihak lainnya untuk bersama – sama mewujudkan transisi energi di masa depan.
Harapannya melalui dukungan dari berbagai pihak, transisi
energi dapat lebih cepat terwujud sehingga akses terhadap energi listrik yang
terjangkau dan bersih dapat diperoleh oleh seluruh rakyat Indonesia. (yus/*)