Perspectives News

Ny. Antari Jaya Negara Ingatkan Pentingnya Pahami Filosofi Banten bagi Wanita Hindu

 

  Ny. Antari Jaya Negara saat memberikan pemahaman tentang pelatihan kecakapan hidup yang digelar WHDI Kota Denpasar, Minggu (16/4/2023).  (Foto: Hum Dps)

-      

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengingatkan pentingnya memahami filosofi banten bagi wanita Hindu.

Hal tersebut disampaikannya saat Organisasi Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar menggelar pelatihan kecakapan hidup bagi para wanita Hindu di lingkungan Banjar Anggarkasih, Desa Sanur Kaja, Minggu (16/4).

Pelatihan kecakapan hidup yang digelar kali ini, mengangkat tema membuat Lis Amuan Amuan dan juga Sanga Urip, sebagai salah satu pelengkap upakara.

Pengangkatan Lis sendiri sebagai materi pelatihan, dikarenakan Lis merupakan sarana yang kerap dipakai saat upakara, yakni berfungsi mencipratkan atau memercikkan tirta atau air suci sebagai penyucian diri dan lingkungan

Dengan melibatkan para wanita Hindu lintas generasi, Ny. Antari Jaya Negara mengharapkan, melalui pelatihan kecakapan hidup ini pemahaman krama utamanya wanita Hindu terkait tata cara dan proses pembuatan sarana upakara, dapat semakin didalami.


"Lis Amuan Amuan dan Sanga Urip ini merupakan salah satu kelengkapan sarana upakara yang sering kita jumpai dan digunakan. Untuk itu, sebagai wanita Hindu, ibu-ibu mungkin sudah sangat akrab dengan Lis, baik untuk keseharian di rumah maupun acara adat lainnya. Namun melalui pelatihan kecapakan hidup ini, saya mengharapkan adanya proses saling bertukar ilmu dan pengetahuan yang dimiliki," tutur Ny. Antari Jaya Negara.

Hal ini digunakan untuk menjauhkan diri dari kekuatan negatif yang dapat mengganggu manusia dan bertujuan untuk kekuatan serta kesucian lahir bathin sebagaimana disebutkan dalam ajaran agama Hindu.

Pelatihan kali ini menghadirkan tiga orang narasumber pelatihan dari WHDI Kota Denpsar yakni, Ni Wayan Sukerti, Ratu Paulina serta Ni Made Sucitawati.

Salah seorang narasumber, Ni Wayan Sukerti mengatakan, dengan metode 'learning by doing', para peserta pelatihan diajak langsung mempraktekan cara mejejahitan sembari dituturi makna dan filosofi komponen banten itu sendiri.

"Sarana upakara ini memiliki simbol dan makna tersendiri saat kita melakukan persembahan ke hadapan Sang Pencipta dan alam semesta. Ada beragam makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya," tutur Wayan Sukerti.

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Ni Wayan Sukriani, warga Banjar Anggarkasih, mengaku  pelatihan kecakapan hidup yang diikuti ini, banyak memberikan pemahaman tentang makna dari Lis itu sendiri.

"Tentu saya sangat senang melalui pelatihan ini saya jadi tahu bahwa masing-masing bagian dari Lis Amuan Amuan dan Sanga Urip ini ternyata memiliki makna tersendiri. Dan juga, saya bisa belajar tentang bagiamana secara detail teknis pembuatannya," ungkap Sukriani.  (hum)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama