JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS– Memuliakan air melalui Upakara Tumpek Uye menjadi materi pidato Gubernur Bali Wayan Koster di Kick Off Meeting World Water Forum (WWF) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (15/2/2023).
Bagi masyarakat Bali, ungkap Gubernur Koster, air memiliki fungsi yang terkait spiritualitas atau niskala. Di sisi lain, air juga sumber kesejahteraan kehidupan masyarakat atau sekala.
Dikatakan Gubernur Koster, Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan kebijakan yang dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali.
Regulasi itu didasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Pemerintah Provinsi Bali juga memberlakukan kebijakan yang diatur dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut.
“Bali memiliki sumber air yang sangat memadai dan wajib dijaga kelestariannya. Sumber air yang dimiliki Bali yakni, Danau Batur, Beratan, Tamblingan, dan Danau Buyan. Selain itu, ada 246 sungai yang melintasi Kabupaten di Bali, air terjun dan sumber mata air murni. Danau Batur yang terletak di Kintamani, Kabupaten Bangli, menjadi danau terbesar di Pulau Bali,” terang Koster
Danau itu berfungsi sebagai ekologi keanekaragaman hayati, pengembangan pariwisata, perikanan, pertanian dan hortikultura. Danau Batur juga merupakan salah satu warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 2012 sebagai Batur Global Geopark.
“Berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, masyarakat Bali memiliki budaya pengaturan air dalam sistem pertanian yang dikenal dengan Subak,” ujarnya.
Subak adalah sistem irigasi dalam sosio-teknis masyarakat di suatu tempat. Sistem irigasi subak dikelola dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni, dan kebersamaan. Dalam kehidupan Subak juga ada organisasi masyarakat yang fleksibel dan demokratis.
“Sistem ini tidak semata hanya mengatur masalah dan urusan teknis pengaturan dan pembagian air saja. Tapi juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan religius,” kata Gubernur.
Subak juga diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012. Menurut Koster, hal itu menjadikan masyarakat petani di Bali, selaras dengan alam untuk mencapai hasil panen yang optimal.
“Bali siap mendukung penyelenggaraan WWF ke-10 pada 18-24 Mei 2024,’ jelas Koster.
Kick-Off Meeting 10th World Water Forum dihadiri oleh 1.500 peserta dari 56 negara. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan, Indonesia untuk kali pertama menjadi tuan rumah forum lintas batas negara yang membahas soal isu air.
“Bali adalah kepulauan terkenal di Indonesia yang menjadi favorit pariwisata dunia. Mengenai air, orang Bali sangat menghargai air secara turun-temurun,” kata Basuki Hadimuljono.
Presiden World Water Council Luic Fauchon mengajak forum yang akan diadakan di Bali itu akan membahas peningkatan kerja sama pengelolaan air secara global. (zil)