Perspectives News

Kualitas Pra-PON dan PON Menurun Jika Tak Pertandingkan Super Engine

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS – Belum jelasnya kapan Pra-PON balap motor dihelat dan nomor apa saja yang dipertandingkan termasuk jenis tunggangannya, membuat spekulasi-spekulasi bermunculan.

Salah satunya untuk nomor motokros, spekulasi yang muncul yakni jika bukan jenis tunggangan Super Engine (SE) maka kualitas gengsi dan kualitas persaingan akan menurun. Termasuk ke depannya di event internasional kualitas pebalap atau kroser juga bakal menurun.

Seperti yang diutarakan Keua Bidang (Kabid) Roda Dua Pengprov IMI Bali Tjokorda Vicky Ari Wibisana Sudharsana, spekulasi yang muncul saat ini tak lain jika nantinya kemungkinan yang dipertandingkan bukan kelas SE melainkan tunggangan yang lebih menurun sekelas KLX atau tunggangan motokros lainnya.

“Ya itu sih masih kemungkinan karena sampai saat ini masih tidak jelas itu semuanya. Karena memang mungkin masih banyak titipin atau persaingan titipan dari pihak produsen tunggangan motokros untuk digunakan di Pra-PON dan mungkin bisa jadi sampai ke PON 2024 nantinya,” tutur pria yang akrab disapa Tjok Vicky itu di Denpasar, Rabu (22/2/2023).

Jika itu sampai terjadi lanjut owner klub motokros Bali MX tersebut, maka gengsi helatan Pra-PON akan drastis menurun. Tak terkecuali jika itu terjadi maka jika ada kejuaraan internasional motokros dengan level minimal Asia saja, maka hasil kroser Indonesia yang ambil bagian akan anjlok hasilnya.

“Kami memang memiliki kroser-kroser muda tangguh seperti Diva Ismayana yang merupakan juara III Asia silam dan peraih medali perak PON XX/2021 di Papua lalu, ada juga Aditya Permana yang merupakan pelapis Diva dan juga kroser belia Ablo.

Tapi yang mana yang akan kami kirim ke Pra-PON kami belum bisa memastikan karena semua aturannya belum jelas. Dan jika bukan SE yang dipertandingkan maka kami akan kesulitan sirkuit, karena yang ada di Bali yakni di Tengkudak Tabanan itu sirkuit untuk SE,” tutup Tjok Vicky. (yus)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama