JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS– Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho. Selasa (21/2/2023) turut melakukan penanaman perdana kakao unggul.
Pembudidayaan atau penanaman perdana kakao unggul di Kebun Contoh Kakao Unggul Kelompok Tani Becik Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo itu sebanyak 600 bibit Kakao Unggul Varietas MCC 02 yang merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati Jembrana.
Bibit kakao akan ditanam di atas lahan seluas 5 hektar yang merupakan milik Pemerintah Provinsi Bali yang ada di Desa Yehembang Kangin.
Dalam sambutannya Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan telah mendeklarasikan desa di Kabupaten Jembrana sebagai desa berbasis kakao atau Jembrana Kakao yang akan menjadi branding Kabupaten Jembrana.
“Kita telah cetuskan desa-desa di Kabupaten Jembrana adalah desa yang berbasis kakao dan akan menjadi branding Jembrana ‘Jembrana sebagai Kota Kakao’,” katanya.
Bupati Tamba menambahkan, Kakao Jembrana telah masuk pasar ekspor kelas dunia di pasar Eropa dan Asia.
“Kita menghasilkan 3000 ton biji kering kakao premium per tahun yang mempunyai aroma khas dan kita tidak kekurangan pembeli, bahkan produksi kita yang kurang Kakao kita diekspor di Asia dan sampai Eropa,” imbuhnya.
Pihaknya mengapresiasi kegiatan Kelompok Tani Becik Desa Yehembang Kangin yang menurutnya patut menjadi desa percontohan dalam pengembangan pertanian khususnya kakao.
“Saya mengapresiasi apa yang hari ini dilakukan kelompok petani kakao di Yehembang Kangin. Untuk desa-desa yang lain, mari tiru desa Yehembang Kangin untuk menuju Jembrana Emas 2026, kakao unggul merupakan dukungan menuju Jembrana Emas 2026,” sebutnya.
Ditambahkan, sebagai bentuk dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jembrana, telah dirancang pembangunan pabrik pengolahan biji kakao di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.
“Kita telah rancang pembangunam pabrik kakao di Desa Kaliakah yang merupakan hadiah dari Bapak Presiden. Harapan kita setelah ada pabrik kakao, nantinya dapat bekerja sama dengan pihak swasta untuk membantu pertumbuhan dan pemasaran kakao Jembrana,” harapnya.
Sementara itu, Kepala KPw BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menjelaskan, permintaan terhadap biji kakao di Bali sangat besar, namun belum dapat memenuhi permintaan pasar.
“Saya harap pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terhadap petani kakao lebih ditingkatkan, selain bibit difasilitasi, pupuknya juga, supaya produktifitasnya tinggi,” terangnya.
Menurut Trisno, sampai saat ini produksi kakao di Bali yang terbesar adalah Kabupaten Jembrana.
“Jembrana yang paling besar produksinya di Bali, jadi saya sepakat dengan Bapak Bupati, kakao ini branding yang bagus, pertumbuhan ekonomi akan bagus dengan kakao sebagai pilar pertanian, masalah pasar, hotel di Bali sangat banyak, nanti suplainya dari Jembrana, Jembrana akan bahagia dengan pertaniannya yang luar biasa,” ungkapnya.
Di lain sisi, Perbekel Yehembang Kangin Gede Suardika saat membacakan laporannya mengharapkan kebun contoh Kelompok Tani Becik bisa menjadi percontohan dalam pembudidayaan tanaman kakao di Desa Yehembang yang akan menjadikan petani sejahtera.
“Kita harap kebun ini menjadi percontohan dalam pembudidayaan tanaman kakao. Ini untuk menindaklanjuti arahan Bupati Jembrana dalam mewujudkan masyarakat Jembrana sejahtera,” kata Suardika.
Ia menjelaskan, kegiatan ini sebagai implementasi arahan Bupati Jembrana yaitu peningkatan dan pembinaan terhadap petani kakao, dengan tujuan agar kualitas tanaman bagus dan produktifitas tinggi.
“Lahan yang dimanfaatkan ini adalah lahan provinsi seluas 5 hektar, dengan bantuan bibit dari Dinas Pertanian sebanyak 600 bibit kakao unggul jenis MCC 02. Kami ingin menjadikan kakao tanaman primadona, tanaman yang dipelihara dengan sepenuh hati sehingga memberikan hasil yang maksimal,” pungkasnya.
Turut hadir, Wakil Bupati Jembrana, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, Kepala Dinas PMD Kabupaten Jembrana, serta para petani kakao di Banjar Tibusambi, Desa Yehembang Kangin. (gst/hum/utu)