BALI, PERSPECTIVESNEWS– Komunike W20 Presidensi Indonesia dinilai yang terbaik. Ini karena di ajang pertemuan para tokoh perempuan dunia tersebut, tidak hanya mampu mengawal isu yang di kedepankan tetapi juga merumuskan sekaligus mengimplementasikan dalam kegiatan dan aksi nyata.
“Kami bangga menjadi bagian dari W20 Indonesia karena komunike yang dihasilkan, dinilai yang terbaik. Ini karena kami bekerja keras bersama tidak hanya membahas isu pentingnya perempuan dan anak perempuan tetapi juga merumuskan dan mengimplementasikannya dalam kegiatan dan aksi nyata,” terang Dian Siswarini, Co-Chair W20 Indonesia dalam presscon Post Summit Women20 (W20) di Nusa Dua, Senin (14/11/2022).
Menurut Dian Siswarini, empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama Presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan. Karena W20 Indonesia telah secara resmi menyerahkan Komunike W20 pada bulan Juli, dirinya berharap acara Post-Summit ini akan terus memperkuat rekomendasi sehingga didengar oleh para pemimpin dunia dan menjadi bagian dari diskusi KTT G20 mendatang.
“Isu-isu tersebut meliputi menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender, UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan, respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender, serta perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas,” sebutnya.
Post Summit Women20 (W20) baru saja berlangsung, 13-14 November 2022, di Nusa Dua, Bali. Pertemuan terakhir di Indonesia ini sekaligus menandai berakhirnya tongkat kepemimpinan W20 Indonesia pada tahun ini, sesuai dengan berakhirnya Kepresidenan Indonesia di forum G20. India yang akan memimpin G20 di tahun 2023 juga akan memimpin W20 di sepanjang tahun depan.
Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga, menyampaikan bahkan melalui Post Summit ini, W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama Presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan. Isu-isu tersebut meliputi: 1. Menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender. 2. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan. 3.Respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender. 4. Perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.
Bintang Puspayoga menambahkan, pada isu pertama dan kedua, hal yang ditekankan adalah bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi.
Selain itu, dijabarkan pula bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Dibahas pula pentingnya merangkul interseksionalitas untuk mempercepat kemajuan pemberdayaan perempuan.
Sementara itu, pada isu ketiga dan keempat, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respon kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas.
Pada isu ini digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi Covid-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan. Pandemi sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender. Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender.
Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, menyampaikan bahwa untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas. Untuk itu, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala. W20 Indonesia pun secara konsisten terus menyerukan kepada pemimpin G20 untuk mengeluarkan deklarasi yang berfokus terhadap pentingnya kesetaraan gender. (ari)