Perspectives News

97 Nakes Porprov Ikuti Bali Sports Injury & Medical Science

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS – Sebanyak 97 tenaga kesehatan perwakilan dari kabupaten dan kota peserta Porprov Bali XV/2022 mengikuti Bali Sports Injury & Medical Science yang diselenggarakan KONI Bali.  Para nakes tersebut nantinya bertugas sebagai dokter pertandingan, dokter venue, dan dokter kontingen.

Diadakannya kegiatan ini bagi nakes, karena banyak orang tidak memahami pentingnya keberadaan mereka dalam sebuah pertandingan, seperti Porprov.

Sementara di sisi lain, Porprov yang merupakan panggung besar para patriot olahraga Bali dalam mencapai prestasi, seminimal mungkin menghindari atlet cedera. Selain itu harus juga diperhatikan terutama masalah kesehatan dan kebugaran fisik.

Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan, Kamis (3/11/2022) menyampaikan, di Bali Sports Injury & Medical Science itu menghadirkan para pakar penanganan cedera mulai dari cedera lutut, asuransi BPJS TK, hingga praktisi pengobatan tradisional.

Dalam acara pelatihan itu para nakes mendapat update penanganan cedera olahraga oleh dr. Taufan.Sp.KO dari RS Primier Bintaro.

Kemudian Tatalaksana cedera lutut yang merupakan kasus terbanyak menimpa atlet Bali oleh dr. Wayan Murjana, Sp.OT dari RSU Kasih Ibu.

Selanjutnya mengenai alur pelayanan dan rujukan disampaikan langsung oleh Asnar dari BPJS TK dan hal-hal non teknis yang dibagikan langsung oleh dr.I Gusti Ngurah Putra Eka Santosa,M.Fis, AIFO-K dari Sidhakarya Wellness Journey.

“Dalam perhelatan Porprov Bali XV/2022 tidak saja melibatkan metode kedokteran konvensional juga dilibatkan para praktisi dari pengobatan tradisional. Keduanya berkolaborasi untuk meningkatkan performa atlet, menjaga kesehatan penyelenggara sehingga Porprov Bali menjadi momentum kebangkitan Sports & Medical Tourism di Bali sesuai motto Porprov XV yaitu Recover Stronger,” beber Oka Darmawan.

Ia tak memungkiri jika cedera bisa saja menimpa atlet. Namun hal itu harus diminimalisir sedini mungkin agar tidak sampai parah atau membahayakan atlet. Oleh karena itu kegiatan seperti ini penting dilakukan agar tenaga kesehatan cabang olahraga maupun kontingen bisa bertindak cepat ketika atlet mengalami cedera. (djo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama