
Mangupura,
PERSPECTIVESNEWS- Dalam meningkatkan kompetensi personel aviation security, PT
Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti
Ngurah Rai menggandeng pemerintah Australia mengingat potensi risiko ancaman
terhadap keamanan di bandar udara dapat datang dari berbagai pihak sehingga
perlu menuntut kewaspadaan tinggi.
Dalam kerangka itulah, PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandar
Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali yang merupakan salah satu bandar
udara paling sibuk dengan jumlah penumpang pada tahun lalu sebanyak 23,7 juta
penumpang, terus mengasah kemampuan personelnya.
Upaya terus dilakukan dalam meningkatkan kompetensi dari para personel,
termasuk di dalamnya personel Aviation Security yang bertanggung jawab terhadap
keamanan bandar udara dan keamanan penerbangan.
Manajemen bandar udara mengadakan pelatihan bertajuk Mitigating The Risk of
Trusted Insider, sebagai bentuk peningkatan kompetensi, Rabu (24/4/2019),
Pelatihan ini merupakan wujud implementasi kerja sama antara PT Angkasa Pura I
(Persero) dengan Pemerintah Australia dan Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil
Kementerian Perhubungan.
“Pada
masa sekarang, pergeseran ancaman keamanan sudah mulai berubah. Pemanfaatan
orang dalam sebagai pelaku tindakan melawan hukum sudah mulai menjadi trend
baru,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar
Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Haruman Sulaksono dalam
sambutannya.
Selain peningkatan keamanan terhadap petugas bandar udara sangat menjadi
perhatian khusus selain pemeriksaan kepada penumpang. Tujuan utama
diselenggarakannya kegiatan pelatihan ini adalah untuk mencegah terjadinya
ancaman yang dilakukan oleh personel yang bekerja di dalam bandar udara.
Dalam pelatihan, personel Aviation Security diberikan pelatihan mengenai
bagaimana mengidentifikasi pergerakan karyawan yang bekerja di bandar udara
jika karyawan tersebut dicurigai akan melakukan tindakan melawan hukum.
Profiling merupakan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap
personel Aviation Security.
Berbekal kemampuan ini, seorang personel keamanan bandar udara dapat mendeteksi
gerak gerik seseorang, baik itu calon penumpang pesawat udara, pengguna jasa
bandar udara, maupun karyawan yang bekerja di dalam bandar udara.
Karyawan yang bekerja di bandar udara dapat dikatakan memiliki potensi yang
lebih tinggi daripada pihak eksternal, karena faktor pengenalan medan yang
lebih tinggi.
Dengan peningkatan kompetensi profiling inilah, personel Aviation Security akan
semakin dapat menjalankan tugasnya dalam pengawasan dan pemeriksaan terhadap
seluruh karyawan yang bekerja di dalam bandar udara.
Selain itu, pelatihan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pemeriksaan keamanan terhadap orang perseorangan yang akan memasuki
daerah keamanan di bandar udara tanpa terkecuali.
Pada bulan Maret lalu, juga merupakan implementasi kerja sama dengan Pemerintah
Australia, dilaksanakan pelatihan Explosive Trace Detection yang ditujukan
untuk dapat mengidentifikasi dan menangkal ancaman keamanan bandar udara dan
penerbangan dalam bentuk bahan peledak. (ari)